London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak sedikit bervariasi pada Senin waktu setempat setelah minggu lalu turun tajam, karena pasar berusaha untuk mendapatkan kepastian tentang apakah krisis utang zona euro akan berarti bagi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, kata dealer.

Sebuah penguatan dolar menempatkan tekanan pada harga karena minyak yang dijual dalam unit AS.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juli, naik 28 sen menjadi 70,32 dolar per barel.

Minyak mentah Brent North Sea di London untuk pengiriman Juli turun 28 sen menjadi 71,40 dolar per barel.

Euro merosot menjadi sekitar 1,24 dolar AS pada Senin, turun tajam dari tingkat Jumat jauh di atas 1,25 dolar, karena krisis zona euro membayangi prospek mata uang bersama Eropa.

Sebuah unit AS yang lebih kuat membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lemah, mengurangi permintaan yang menyebabkan harga lebih rendah.

Minyak jatuh minggu lalu, hampir ke terendah 10-bulan, karena para pedagang khawatir tentang krisis zona euro, lemahnya data pengangguran AS dan jatuhnya harga saham global.

Analis pasar mengatakan bahwa pasokan minyak masih melebihi permintaan, sedangkan krisis utang Eropa tetap merupakan keprihatinan utama bagi investor.

"Secara global kita masih memiliki produk dan stok minyak mentah yang sangat tinggi, dan tidak banyak tanda-tanda bahwa permintaan di luar China benar-benar kuat," kata Jason Feer, wakil presiden Argus Media, penganalisa pasar energi.

Victor Shum, kepala senior konsultan energi Purvin dan Gertz di Singapura, mengatakan harga minyak kemungkinan akan tetap tenang.

"Saya kira itu akan memakan waktu bagi investor untuk mendapatkan kembali kepercayaan. Mengingat gejolak keuangan di Eropa, tak mungkin untuk minyak pulih cepat," kata Shum.

Sementara Pusat Studi Energi Global (CGES) mengatakan bahwa pemulihan ekonomi global akan mendapat keuntungan dari periode harga minyak di bawah 80 dolar mengingat tumbuhnya risiko tumbuh kembali jatuh ke dalam resesi.

Konsultan yang berbasis di London mencatat bahwa dalam waktu empat minggu, pandangan optimis tentang perekonomian telah "terbalik dan pasar sekarang tampaknya terpaku mengenai risiko resesi double-dip."

Harga minyak telah turun 17 persen selama periode itu, dengan krisis utang zona euro mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit tentang dampaknya terhadap perekonomian karena pemerintah memangkas

pengeluaran untuk menyeimbangkan buku mereka, CGES mengatakan dalam laporan bulanan terakhirnya.

CGES memperingatkan bahwa pertumbuhan yang kuat di China dan Asia bisa berada di bawah tekanan dan "pertanyaan mulai akan bangkit tentang apakah ini berkelanjutan di tengah tidak adanya pemulihan di di kawasan pasar ekspor utama di Eropa dan Amerika Utara."

"Sebuah kemunduran dalam tingkat pertumbuhan ekonomi China akan menghilangkan dukungan terbesar dari permintaan minyak," katanya.

Di tempat lain pada Senin, raksasa minyak BP menghadapi peningkatan tekanan untuk mengendalikan genangan besar minyak di Teluk Meksiko dari kebocoran sumur setelah pemerintah AS mengancam akan mengambilalih respon terhadap bencana lingkungan yang telah berlangsung sebulan.

"Jika kami menemukan bahwa mereka tidak melakukan apa yang mereka seharusnya lakukan, kami akan mendorong mereka keluar dari jalan," kata Menteri Dalam Negeri AS Ken Salazar. (A026/K004)