BRIDS berharap kedatangan vaksin dongkrak investasi di pasar modal
7 Desember 2020 13:21 WIB
Tangkapan layar - Direktur Utama PT BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) Friderica Widyasari Dewi saat memberikan sambutan dalam peluncuran Sistem Online Trading Syariah D'ONE Syariah secara daring di Jakarta, Senin (7/12/2020). ANTARA/Citro Atmoko.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) Friderica Widyasari Dewi berharap kedatangan vaksin COVID-19 di Indonesia pada Minggu (6/12) kemarin bisa meningkatkan minat investasi di pasar modal.
"Semalam vaksin COVID sudah landing di Indonesia, harapannya ini akan semakin meningkatkan confidence masyarakat dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia," ujar Kiki, panggilan akrabnya, saat peluncuran Sistem Online Trading Syariah D'ONE Syariah secara daring di Jakarta, Senin.
Kiki menuturkan ekonomi Indonesia pada saat ini memang masih berjuang di tengah situasi pandemi COVID-19. Kalau menengok ke belakang, lanjutnya, tahun lalu hampir seluruh analis sangat optimis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia maupun dunia. Tidak ada yang pernah menyangka bahwa pandemi COVID-19 hadir di awal 2020.
"Yang paling terasa dampaknya di Indonesia adalah ketika indeks pasar modal kita yang sudah berada di level 6.000 turun ke level 3.900. Namun kondisi tersebut kini semakin membaik didukung oleh sinergi antar pemangku kepentingan di pasar modal serta regulator. Di antaranya terdapat Program Pemulihan Ekonomi Nasional dengan berbagai stimulus yang diberikan Alhamdulillah indeks saham saat ini menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan meski masih dalam kondisi pandemi," kata Kiki.
Baca juga: BEI: 20 perusahaan ngantri catatkan saham di bursa
Ia menambahkan fenomena COVID-19 tadinya cukup membuat pesimis, namun indikator yang ada justru menunjukkan sesuatu yang luar biasa. Nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah hampir kembali ke masa sebelum pandemi.
"Sebelum COVID sekitar Rp9 triliun per hari. Setelah COVID, awal-awal turun Rp7 triliun per hari, tapi ytd sudah Rp8,5 triliun per hari. Demikian juga dengan rerata frekuensi transaksi harian. Ini fenomena mengejutkan yaitu bangkitnya investor domestik ritel di pasar modal Indonesia. Ini peluang yang harus ditangkap," ujar Kiki.
BRI Danareksa Sekuritas baru saja menambah layanan untuk investasi saham dengan meluncurkan Sistem Online Trading Syariah atau SOTS terbaru guna mengakomodasi transaksi nasabah atas pilihan saham-saham syariah yang terdaftar di BEI. Pengembangan sistem online trading syariah tersebut diharapkan mampu menambah basis investor syariah di Indonesia.
Baca juga: BRI Danareksa Sekuritas rilis sistem online trading syariah terbaru
Pasar modal syariah memang mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Sejak SOTS diluncurkan pada 2011, jumlah investor saham syariah meningkat secara signifikan.
Berdasarkan data IDX Islamic, selama enam tahun sejak 2015 hingga Oktober 2020 jumlah investor saham syariah meningkat pesat. Selama periode tersebut, jumlah investor syariah tumbuh dari 4.908 investor pada 2015 menjadi 81.413 investor per Oktober 2020, atau dengan rata-rata tingkat pertumbuhan (CAGR) sebesar 75 persen per tahun.
Hingga Oktober 2020, jumlah pemodal saham syariah mencapai 81.413 investor, mengalami penambahan 12.814 pemodal atau naik 18,68 persen jika dibandingkan sebanyak 68.599 investor pada 2019.
Akumulasi transaksi investor syariah juga meningkat cukup signifikan dengan transaksi harian mencapai Rp4,2 triliun per Oktober 2020. Di sisi lain, rata-rata frekuensi saham syariah tercatat sebesar 395 ribu kali per hari.
Baca juga: OJK: Jumlah investor pasar modal melonjak 42 persen di tengah pandemi
"Semalam vaksin COVID sudah landing di Indonesia, harapannya ini akan semakin meningkatkan confidence masyarakat dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia," ujar Kiki, panggilan akrabnya, saat peluncuran Sistem Online Trading Syariah D'ONE Syariah secara daring di Jakarta, Senin.
Kiki menuturkan ekonomi Indonesia pada saat ini memang masih berjuang di tengah situasi pandemi COVID-19. Kalau menengok ke belakang, lanjutnya, tahun lalu hampir seluruh analis sangat optimis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia maupun dunia. Tidak ada yang pernah menyangka bahwa pandemi COVID-19 hadir di awal 2020.
"Yang paling terasa dampaknya di Indonesia adalah ketika indeks pasar modal kita yang sudah berada di level 6.000 turun ke level 3.900. Namun kondisi tersebut kini semakin membaik didukung oleh sinergi antar pemangku kepentingan di pasar modal serta regulator. Di antaranya terdapat Program Pemulihan Ekonomi Nasional dengan berbagai stimulus yang diberikan Alhamdulillah indeks saham saat ini menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan meski masih dalam kondisi pandemi," kata Kiki.
Baca juga: BEI: 20 perusahaan ngantri catatkan saham di bursa
Ia menambahkan fenomena COVID-19 tadinya cukup membuat pesimis, namun indikator yang ada justru menunjukkan sesuatu yang luar biasa. Nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah hampir kembali ke masa sebelum pandemi.
"Sebelum COVID sekitar Rp9 triliun per hari. Setelah COVID, awal-awal turun Rp7 triliun per hari, tapi ytd sudah Rp8,5 triliun per hari. Demikian juga dengan rerata frekuensi transaksi harian. Ini fenomena mengejutkan yaitu bangkitnya investor domestik ritel di pasar modal Indonesia. Ini peluang yang harus ditangkap," ujar Kiki.
BRI Danareksa Sekuritas baru saja menambah layanan untuk investasi saham dengan meluncurkan Sistem Online Trading Syariah atau SOTS terbaru guna mengakomodasi transaksi nasabah atas pilihan saham-saham syariah yang terdaftar di BEI. Pengembangan sistem online trading syariah tersebut diharapkan mampu menambah basis investor syariah di Indonesia.
Baca juga: BRI Danareksa Sekuritas rilis sistem online trading syariah terbaru
Pasar modal syariah memang mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Sejak SOTS diluncurkan pada 2011, jumlah investor saham syariah meningkat secara signifikan.
Berdasarkan data IDX Islamic, selama enam tahun sejak 2015 hingga Oktober 2020 jumlah investor saham syariah meningkat pesat. Selama periode tersebut, jumlah investor syariah tumbuh dari 4.908 investor pada 2015 menjadi 81.413 investor per Oktober 2020, atau dengan rata-rata tingkat pertumbuhan (CAGR) sebesar 75 persen per tahun.
Hingga Oktober 2020, jumlah pemodal saham syariah mencapai 81.413 investor, mengalami penambahan 12.814 pemodal atau naik 18,68 persen jika dibandingkan sebanyak 68.599 investor pada 2019.
Akumulasi transaksi investor syariah juga meningkat cukup signifikan dengan transaksi harian mencapai Rp4,2 triliun per Oktober 2020. Di sisi lain, rata-rata frekuensi saham syariah tercatat sebesar 395 ribu kali per hari.
Baca juga: OJK: Jumlah investor pasar modal melonjak 42 persen di tengah pandemi
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: