Beijing (ANTARA) - Sino Biopharmaceutical selaku induk perusahaan langsung mencairkan dana senilai 500 juta dolar AS (sekitar Rp7,06 triliun) kepada anak perusahaanSinovac Life Science Co, Senin, segera setelah vaksin yang diproduksi Sinovac Biotech Ltd tiba di Indonesia pada Minggu (6/12).

Dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan vaksin lebih lanjut dalam menghadapi COVID-19, yaitu memproduksi hingga 300 juta dosis dan menyelesaikan pembangunan fasilitas produksi keduanya pada akhir tahun ini.

Dengan selesainya pembangunan pabrik kedua, Sinovac bisa menghasilkan 600 juta dosis per tahun, kata pihak Sinovac Life Science seperti dikutip Global Times, Senin.

Uji klinis vaksin Sinovac tahap ketiga telah mendapatkan persetujuan dari otoritas di Indonesia, Turki, Brazil, dan Chile.

Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Sinovac telah tiba di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Minggu (6/12) malam.

Vaksin tersebut selanjutnya akan diproses oleh Bio Farma, BUMN di Indonesia yang memproduksi vaksin.

Pemerintah Indonesia sedang menantikan 1,8 juta dosis vaksin lagi, yang diperkirakan baru tiba pada awal Januari 2021.

Di China, uji klinis vaksin tahap pertama dan tahap kedua telah menunjukkan hasil yang memuaskan pada 90 persen relawan dari kalangan dewasa dan orang tua.

Sinovac dan Sinopharm saat ini sedang menunggu persetujuan pemasaran dari otoritas di China.

Baca juga: Setelah Sinovac, Indonesia incar pengadaan vaksin COVAX pada 2021

Baca juga: Menkeu bebaskan pajak Rp50,95 miliar untuk 1,2 juta vaksin Sinovac

Baca juga: Presiden: Vaksin COVID-19 Sinovac harus lalui tahap uji BPOM


1,2 juta dosis vaksin Sinovac tiba di Indonesia