Misi antariksa Hayabusa2 pembawa asteroid mendarat di Australia
6 Desember 2020 11:10 WIB
Dokumentasi--Sebuah roket Epsilon terlihat di landasan pacu di Pusat Angkasa Uchinoura di kota Kimotsuki, perfektur Kagoshima, dalam foto yang diambil Kyodo dan disediakan kepada Reuters, Selasa (27/8). (REUTERS/Kyodo )
Melbourne (ANTARA) - Sebuah pesawat luar angkasa Jepang yang membawa sampel asteroid besar pertama telah menyelesaikan misi selama enam tahun dan mendarat dengan aman di daerah pedalaman Australia, demikian keterangan badan antariksa Jepang, Minggu.
Misi Hayabusa2, yang dijalankan oleh Badan Eksplorasi Antariksa Jepang (Japan Aerospace Exploration Agency/JAXA), mencoba mencari jawaban atas sejumlah pertanyaan mendasar mengenai asal usul sistem tata surya dan dari mana molekul seperti air berasal.
Pesawat luar angkasa untuk misi ini diluncurkan dari pusat antariksa Jepang di Tanegashima pada 2014, dan butuh waktu empat tahun hingga mencapai asteroid Ryugu sebelum mengambil sampelnya dan melakukan perjalanan balik ke bumi pada November 2019.
Baca juga: Ilmuwan temukan bukti baru asteroid yang musnahkan dinosaurus
Baca juga: Asteroid lebih tinggi dari Menara Big Ben dekati bumi tidak berbahaya
Asteroid diyakini telah terbentuk sejak awal munculnya sistem tata surya, dan para ilmuwan menyebut bahwa Ryugu mungkin mengandung zat organik yang berkontribusi terhadap kehidupan di bumi.
Sebelumnya di awal Minggu, kapsul pesawat mengeluarkan cahaya selagi memasuki kembali atmosfer bumi hingga akhirnya mendarat di area terbatas Woomera, sekitar 460 kilometer di utara Adelaide, dan ditemukan oleh para ilmuwan dan dibawa ke pusat riset lokal, kata JAXA.
"Helikopter yang membawa kapsul pesawat telah tiba di markas lokal dan kapsul tersebut dibawa ke dalam gedung," kata JAXA melalui cuitan di Twitter.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pesawat luar angkasa NASA ambil sampel batuan asteroid
Baca juga: Hari Asteroid Internasional, 958.963 planet minor telah terdeteksi
Misi Hayabusa2, yang dijalankan oleh Badan Eksplorasi Antariksa Jepang (Japan Aerospace Exploration Agency/JAXA), mencoba mencari jawaban atas sejumlah pertanyaan mendasar mengenai asal usul sistem tata surya dan dari mana molekul seperti air berasal.
Pesawat luar angkasa untuk misi ini diluncurkan dari pusat antariksa Jepang di Tanegashima pada 2014, dan butuh waktu empat tahun hingga mencapai asteroid Ryugu sebelum mengambil sampelnya dan melakukan perjalanan balik ke bumi pada November 2019.
Baca juga: Ilmuwan temukan bukti baru asteroid yang musnahkan dinosaurus
Baca juga: Asteroid lebih tinggi dari Menara Big Ben dekati bumi tidak berbahaya
Asteroid diyakini telah terbentuk sejak awal munculnya sistem tata surya, dan para ilmuwan menyebut bahwa Ryugu mungkin mengandung zat organik yang berkontribusi terhadap kehidupan di bumi.
Sebelumnya di awal Minggu, kapsul pesawat mengeluarkan cahaya selagi memasuki kembali atmosfer bumi hingga akhirnya mendarat di area terbatas Woomera, sekitar 460 kilometer di utara Adelaide, dan ditemukan oleh para ilmuwan dan dibawa ke pusat riset lokal, kata JAXA.
"Helikopter yang membawa kapsul pesawat telah tiba di markas lokal dan kapsul tersebut dibawa ke dalam gedung," kata JAXA melalui cuitan di Twitter.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pesawat luar angkasa NASA ambil sampel batuan asteroid
Baca juga: Hari Asteroid Internasional, 958.963 planet minor telah terdeteksi
Penerjemah: Suwanti
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: