Bandung (ANTARA News) - Terdapat perbedaan mencolok dari penyelenggaraan Kongres II Partai Demokrat dibanding kongres, musyawarah nasional, atau muktamar partai lain bahkan dengan perhelatan Kongres I Partai Demokrat lima tahun lalu.

Pada Kongres II Partai Demokrat di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 21-23 Mei 2010, peserta memutuskan memilih terlebih dahulu ketua umum lalu membahas penetapan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, struktur organisasi baru, program kerja dan rencana aksi yang dilakukan dalam sidang-sidang komisi.

Pada hari kedua penyelenggaraan Kongres II Partai Demokrat, terjadi pemungutan suara langsung setelah hampir seharian membahas soal agenda kongres yang berakhir buntu dua kali sebelum akhirnya diputuskan melalui pemungutan suara saat pembahasan agenda kongres.

Awalnya peserta kongres "terbelah" dalam menetapkan agenda antara sidang-sidang komisi dan pemilihan ketua umum: mana yang harus didahulukan.

Lalu dibuatlah opsi A yakni menggelar sidang-sidang komisi terlebih dahulu kemudian melakukan pemilihan ketua umum dan sebaliknya, opsi B yakni memilih ketua umum terlebih dahulu kemudian mengadakan sidang-sidang komisi.

Opsi A sejalan dengan kelaziman dalam berbagai kongres, musyawarah nasional, atau muktamar partai lain bahkan sama dengan Kongres I Partai Demokrat di Bali, 21-23 Mei 2005.

Ternyata dalam Kongres II Partai Demokrat, peserta memilih opsi B melalui pemungutan suara langsung secara tertutup.

Alhasil sebanyak 375 suara peserta memilih opsi B sedangkan 130 suara memilih opsi A sedangkan empat suara lain dinyatakan rusak.

Ada apa sebenarnya? Mengapa suara mayoritas memutuskan ingin segera dilakukan pemilihan ketua umum padahal pembahasan tata tertib belum tuntas, laporan pertanggungjawaban DPP Partai Demokrat periode 2005-2010 belum disampaikan, dan pemandangan umum atas pertanggungjawaban DPP itu pun belum dilakukan?

"Karena kalau pemilihan ketua umum ditunda hingga Minggu (23/5) siang, kami khawatir terjadi upaya transaksional sehingga sulit menjaga dukungan suara," kata Achsanul Qosasi dari Tim Pemenangan Marzuki Alie.

Ternyata pemilihan ketua umum pun belum bisa langsung dilakukan setelah keputusan atas dua opsi itu ditetapkan.

"Masih ada sejumlah agenda yang harus dibahas seperti tata tertib, pemilihan ketua sidang definitif, serta laporan pertanggungjawaban pengurus. Kalau semua ini berjalan lancar, mungkin pemilihan bisa malam ini. Tetapi kalau tidak, tentu Minggu besok (23/5)," kata peserta kongres Saan Mustofa.



Beda Bali dan Bandung

Selain berbeda dengan kelaziman di partai-partai lain, penetapan agenda yang diputuskan dalam Kongres II ini pun berbeda dengan Kongres I di Bali lima tahun lalu.

Lima tahun lalu, Hadi Utomo terpilih di penghujung acara kongres setelah sidang-sidang komisi yang membahas soal keorganisasian, pengesahan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, serta program kerja dan rencana aksi selesai disepakati bersama oleh peserta kongres.

Nah, dalam kongres II ini bisa jadi tidak semua peserta terlibat dan mengikuti sidang-sidang komisi, apalagi peserta yang menjadi pendukung calon yang kalah dalam pemilihan.

Betapa tidak, hasil pemungutan suara langsung untuk memutuskan opsi A atau opsi B secara tidak langsung mengindikasikan peta kekuatan dukungan atas calon. Opsi A kabarnya dipilih oleh suara pendukung Andi Mallarangeng sedangkan opsi B dipilih oleh pendukung Anas Urbaningrum dan Marzuki Alie.

Terdapat sejumlah spekulasi bahwa pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat 2010-2015 kemungkinan berlangsung pada Sabtu (22/5) malam.

Namun acara penetapan Susilo Bambang Yudhoyono yang dipastikan tetap menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat bakal berlangsung Minggu (23/5).

"Mari kita buktikan dalam pemilihan besok. Setelah pemilihan, penutupan saya hadir lagi. Semua hadir. Siapapun yang terpilih semua harus hadir, berpelukan, salam-salaman keluarga besar Demokrat dan itu tabungan 2014. Itu yang ingin saya sampaikan. Saya percaya kepada saudara, mari kita tunjukkan kepada diri sendiri, kepada kader yang tidak bisa hadir di sini, mereka berdoa di rumahnya masing-masing dan seluruh rakyat Indonesia, termasuk kepada lawan-lawan politik yang ingin menunggu kita ini rusak," kata Susilo Bambang Yudhoyono saat memberikan pengarahan Sabtu.

Yudhoyono minta agar persaingan pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat tidak membuat kader dan pimpinan partai ini terpecah belah karena akan merugikan kemajuan partai.

Ia menegaskan harapannya bahwa kongres merupakan langkah awal untuk terus tumbuh menjadi partai yang modern dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, untuk itu SBY berpesan agar dalam kongres ini nama baik, martabat, kehormatan partai harus terus dijaga.

"Jangan dijadikan hiburan oleh pers. Jangan. Jangan mau kita diadu domba, dipanas-panasi oleh pihak-pihak lain. Kalau itu terjadi tabungan tahun 2014 suara kita bakal merosot. Kalau diliput oleh pers dilihat oleh 220 juta penduduk kita keras-kerasan kita lempar-lempar kursi teriak sana sini, saya menangis, saudara menangis karena masa depan kita suram," katanya.

Untuk itu, lanjutnya berbagai pembahasan agenda kongres Sabtu dan Minggu ini harus dilaksanakan dengan kepala dingin dan penuh rasa persaudaraan.

"Ini saudara sendiri, kenapa harus seperti perang saudara. Pihak lain yang tepuk tangan nanti. Kalau kita perang yang tepuk tangan itu satu saingan, dan kira-kira 2014 itu harapan orang yang tidak senang pada partai kita," katanya.

Yudhoyono juga meminta agar laporan pertanggungjawaban Ketua Umum Hadi Utomo ditanggapi secara baik penuh rasa hormat dan tidak kasar atau menyampaikan yang aneh-aneh.(*)
(T.B009//Z002/R009)