XL Axiata perluas jaringan di wilayah terpencil Indonesia
4 Desember 2020 19:20 WIB
Teknisi XL Axiata sedang melakukan instalasi perangkat Remote Radio Unit di salah satu BTS XL Axiata yang berada di Kota Ambon, Jumat (4/12/2020). Pemasangan perangkat tersebut bagian dari uji coba implementasi teknologi Open RAN guna perluasan jaringan di daerah terpencil. ANTARA/HO-XL Axiata/am.
Jakarta (ANTARA) - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) terus memperluas jaringan di seluruh daerah Indonesia termasuk di area kategori pelosok dan terpencil dengan menggunakan teknologi terbaru Open RAN (Radio Access Network) di kawasan Indonesia Timur.
“Saat ini kami sedang melaksanakan uji coba penerapan Open RAN di Ambon, Maluku. Uji coba akan berlangsung mulai akhir November 2020 ini hingga akhir Desember 2020 dan dilakukan untuk memahami sejauh mana fungsi dan kapabilitas perangkat. Selain itu, kami juga ingin mengetahui sejauh mana jika diintegrasikan dengan jaringan XL Axiata yang telah ada saat ini, serta mekanisme operasional jaringannya," kata Direktur Teknologi XL Axiata, I Gede Darmayusa dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Gede menambahkan, teknologi Open RAN adalah teknologi perangkat radio akses yang mengadopsi konsep open interface, di mana operator dapat menggunakan kombinasi perangkat radio, seperti radio unit dan baseband, tanpa terikat pada salah satu merk yang spesifik.
Dengan konsep Open RAN ini, diharapkan dapat mendorong tumbuhnya pemain baru pada perangkat radio akses yang saat ini hanya didominasi oleh beberapa partner penyedia teknologi saja. Dengan tumbuhnya pemain pemain baru, inovasi dapat berkembang lebih cepat dan membantu menurunkan beban perangkat dan operasional yang ditanggung oleh operator.
RAN adalah bagian dari sistem telekomunikasi yang menghubungkan perangkat individual ke bagian lain jaringan melalui koneksi radio. RAN berada di antara peralatan pengguna, seperti ponsel, komputer, atau mesin apa pun yang dikendalikan dari jarak jauh, dan menyediakan koneksi dengan jaringan intinya. Dengan demikian bisa dipahami bahwa RAN merupakan komponen utama telekomunikasi nirkabel, yang saat ini telah berevolusi melalui generasi jaringan seluler menjelang 5G.
“Teknologi Open RAN menawarkan potensi inovasi dan struktur harga yang lebih bersaing. Kami memang berharap dapat memperluas jaringan dan layanan dengan biaya yang lebih sehat dan di saat yang sama tetap bisa memberikan kualitas layanan yang bagus bagi pelanggan," katanya.
Dikatakan, dengan efisiensi beban biaya di sisi operator, kami akan bisa secara terus memperluas jaringan untuk bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas, bahkan untuk area area di pelosok seperti Kawasan Timur Indonesia ini.
Menurut Gede, saat ini tim perusahaan di Ambon sedang menyiapkan instalasi guna keperluan uji coba dan semua perangkat yang diperlukan juga telah sampai di lokasi. Persiapan dan uji coba akan memakan waktu sekitar satu bulan, hingga nanti siap untuk dilakukan first call melalui jaringan Open RAN tersebut dari lokasi di Ambon ke Jakarta.
Setelah tahap uji coba tersebut, selanjutnya XL Axiata akan melangkah ke tahap selanjutnya berupa pilot project dengan menempatkan Open RAN di sekitar 100 titik lokasi yang sebagian besar berada di luar Jawa dan di area pelosok.
“Saat ini kami sedang melaksanakan uji coba penerapan Open RAN di Ambon, Maluku. Uji coba akan berlangsung mulai akhir November 2020 ini hingga akhir Desember 2020 dan dilakukan untuk memahami sejauh mana fungsi dan kapabilitas perangkat. Selain itu, kami juga ingin mengetahui sejauh mana jika diintegrasikan dengan jaringan XL Axiata yang telah ada saat ini, serta mekanisme operasional jaringannya," kata Direktur Teknologi XL Axiata, I Gede Darmayusa dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Gede menambahkan, teknologi Open RAN adalah teknologi perangkat radio akses yang mengadopsi konsep open interface, di mana operator dapat menggunakan kombinasi perangkat radio, seperti radio unit dan baseband, tanpa terikat pada salah satu merk yang spesifik.
Dengan konsep Open RAN ini, diharapkan dapat mendorong tumbuhnya pemain baru pada perangkat radio akses yang saat ini hanya didominasi oleh beberapa partner penyedia teknologi saja. Dengan tumbuhnya pemain pemain baru, inovasi dapat berkembang lebih cepat dan membantu menurunkan beban perangkat dan operasional yang ditanggung oleh operator.
RAN adalah bagian dari sistem telekomunikasi yang menghubungkan perangkat individual ke bagian lain jaringan melalui koneksi radio. RAN berada di antara peralatan pengguna, seperti ponsel, komputer, atau mesin apa pun yang dikendalikan dari jarak jauh, dan menyediakan koneksi dengan jaringan intinya. Dengan demikian bisa dipahami bahwa RAN merupakan komponen utama telekomunikasi nirkabel, yang saat ini telah berevolusi melalui generasi jaringan seluler menjelang 5G.
“Teknologi Open RAN menawarkan potensi inovasi dan struktur harga yang lebih bersaing. Kami memang berharap dapat memperluas jaringan dan layanan dengan biaya yang lebih sehat dan di saat yang sama tetap bisa memberikan kualitas layanan yang bagus bagi pelanggan," katanya.
Dikatakan, dengan efisiensi beban biaya di sisi operator, kami akan bisa secara terus memperluas jaringan untuk bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas, bahkan untuk area area di pelosok seperti Kawasan Timur Indonesia ini.
Menurut Gede, saat ini tim perusahaan di Ambon sedang menyiapkan instalasi guna keperluan uji coba dan semua perangkat yang diperlukan juga telah sampai di lokasi. Persiapan dan uji coba akan memakan waktu sekitar satu bulan, hingga nanti siap untuk dilakukan first call melalui jaringan Open RAN tersebut dari lokasi di Ambon ke Jakarta.
Setelah tahap uji coba tersebut, selanjutnya XL Axiata akan melangkah ke tahap selanjutnya berupa pilot project dengan menempatkan Open RAN di sekitar 100 titik lokasi yang sebagian besar berada di luar Jawa dan di area pelosok.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020
Tags: