Guru MAN 22 Jakbar yang pertama kena COVID-19 tak ikut ke Yogyakarta
4 Desember 2020 16:21 WIB
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 22 Jakarta Barat yang tercatat menjadi klaster COVID-19 karena 33 guru positif terpapar usai melakukan perjalanan ke Yogyakarta, Kamis (3/12/2020). (ANTARA/Devi Nindy)
Jakarta (ANTARA) - Guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 22 Jakarta Barat yang pertama dikonfirmasi positif COVID-19 tak mengikuti kegiatan pelepasan kepala sekolah lama ke Yogyakarta pada 20-23 November 2020.
Kepala Sekolah MAN 22 Jakarta Barat Usman Ali menyebut, menurut informasi yang diterimanya, guru tersebut merasa tidak tidak enak badan sebelum keberangkatan perjalanan tersebut.
"Justru dia merasa sakit, makanya tidak ikut ke Yogya, jadi bukan karena tanggal 25 November. Tanggal 27 November hasil tes usap antigen reaktif, lanjut ke tes usap PCR," ujar Usman dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.
Usman mengaku tidak mengetahui persis apakah penularan COVID-19 itu berlangsung sebelum perjalanan ke Yogyakarta, maupun sesudahnya.
Baca juga: Klaster COVID-19 MAN 22 Jakbar jadi bukti wabah masih ganas
Sehingga untuk langkah pencegahan, sekolah tersebut telah tutup dan tidak ada kegiatan sejak Senin (30/11).
Selama penutupan sekolah, semua guru dan karyawan bekerja dari rumah untuk mengajar dan mempersiapkan ujian akhir semester (UAS) untuk para murid.
Seluruh sudut sekolah tersebut mulai Kamis (3/12) hingga tiga hari ke depan disemprot cairan disinfektan untuk memutus rantai penyebaran virus.
Dia menegaskan, jumlah guru dan karyawan yang terpapar COVID-19 ada sebanyak 30 orang, bukan 33 orang. Hal itu disebabkan kesalahan pendataan, karena terdapat dua orang yang memiliki nama yang sama.
Baca juga: Kemenag DKI tegur inisiator acara guru MAN 22 Jakarta Barat
"Sementara sekolah tutup total (lockdown) sampai hasil tes usap semuanya ketahuan," ujar dia.
Kepala Sekolah MAN 22 Jakarta Barat Usman Ali menyebut, menurut informasi yang diterimanya, guru tersebut merasa tidak tidak enak badan sebelum keberangkatan perjalanan tersebut.
"Justru dia merasa sakit, makanya tidak ikut ke Yogya, jadi bukan karena tanggal 25 November. Tanggal 27 November hasil tes usap antigen reaktif, lanjut ke tes usap PCR," ujar Usman dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.
Usman mengaku tidak mengetahui persis apakah penularan COVID-19 itu berlangsung sebelum perjalanan ke Yogyakarta, maupun sesudahnya.
Baca juga: Klaster COVID-19 MAN 22 Jakbar jadi bukti wabah masih ganas
Sehingga untuk langkah pencegahan, sekolah tersebut telah tutup dan tidak ada kegiatan sejak Senin (30/11).
Selama penutupan sekolah, semua guru dan karyawan bekerja dari rumah untuk mengajar dan mempersiapkan ujian akhir semester (UAS) untuk para murid.
Seluruh sudut sekolah tersebut mulai Kamis (3/12) hingga tiga hari ke depan disemprot cairan disinfektan untuk memutus rantai penyebaran virus.
Dia menegaskan, jumlah guru dan karyawan yang terpapar COVID-19 ada sebanyak 30 orang, bukan 33 orang. Hal itu disebabkan kesalahan pendataan, karena terdapat dua orang yang memiliki nama yang sama.
Baca juga: Kemenag DKI tegur inisiator acara guru MAN 22 Jakarta Barat
"Sementara sekolah tutup total (lockdown) sampai hasil tes usap semuanya ketahuan," ujar dia.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020
Tags: