Johannesburg (ANTARA News/Reuters) - Badan sepak bola dunia, FIFA, akan mengubah sistem penjualan tiket untuk Piala Dunia mendatang di Brasil setelah belajar dari kesalahan yang dilakukan di Afrika Selatan, kata Sekretaris Jenderal Jerome Valcke, Kamis.

Ia mengakui sistem penjualan tiket itu, yang didasarkan pada sistem penjualan melalui internet, tidak cocok dilaksanakan di Afrkka Selatan, karena penduduk kulit hitam yang miskin, yang merupakan penggemar sepak bola terbesar di negara tersebut, tidak mempunyai akses di laman internet maupun di rekening bank.

Bulan lalu, panitia penyelenggara, meskipun terlambat, melakukan penjualan tiket melalui gerai-gerai dan gerai itu oun diserbu para penggemar sepak bola untuk membeli karcis secara kontan.

"Saya sudah katakan bahwa sistem yang kita berlakukan di Afrika Selatan tidak sempurna bagi Afrika Selatan dan Afrika," kata Valcke pada acara jamuan makan siap bagi pers.

"Bagi Brasil kami katakan bahwa kami harus memikirkan kembali dan kami akan berusaha menetapkan kebijaksanaan penjualan tiket sejak awal bagi 2014, karena kami sepakat bahwa bila kita menjalankan cara yang sama kami akan menghadapi semacam siatuasi yang sama di Brasil seperti di Afrika Selatan."

Menteri Pariwisata Afrika Selatan Marthinus van Schalkwyk awal pekan ini menyebut sistem penjualan tiket melalui internet merupakan "kesalahan sangat besar" di Afrika Selatan. Ia juga mengatakan harga tiket terlalu tinggi.

Valcke mengakui sistem penjualan tiket itu mengecewakan, sehingga penggemar sepak bola dari bagian lainnya di benua tersebut akan datang ke Piala Dunia pertama yang diselenggarakan di Afrika tersebut jumlahnya hanya sekitar 40.000 dari 2,86 juta kursi yang tersedia.


Ancaman teroris

Atasd pertanyaan tentang penangkapan seorang anggota Al-Qaeda Arab Saudi di Irak yang dituduh merencanakan serangan terhadap Piala Dunia tersebut, Valcke mengatakan belum ada peringatan yang diterima tentang ancaman teroris potensial yang serius terhadap turnamen tersebut.

Ia mengabaikan laporan lokal bahwa dinas intelijen FIFA dan asing mencemaskan kemampuan Afrika Selatan untuk mengatasi ancaman semacam itu.

"Jelas bahwa untuk sementara kami belum menerima ancaman apapun terhadap Piala Dunia, suatu ancaman nyata, berasal dari salah satu dinas keamanan yang bekerja untuk kami," katanya.

Valcke mengatakan kurang dari 200.000 tiket tetap belum terjual dan FIFA berharap mencapai penjualan 95 persen, tetapi tiga venue yang lebih kecil, yakni Polokwane, Nelspruit, dan Port Elizabeth, merupakan penyebab keprihatinan tersebut, dengan kekhawatiran banyak tempat akan kosong.

Dalam usaha menghindari hal ini, FIFA akan menyediakan hingga 200 bus gratis untuk membawa orang dari perbatasan-perbatasan dengan negara sekitar, termasuk Zimbabwe yang dekat dengan Nelspruit dan Polokwane. Tetapi, ia khawatir bahwa cara ini sudah terlambat untuk menarik penonton tambahan.

Untuk mendorong lebih banyak lagi penonton, FIFA juga memperluas penjualan tiket katagori 4 dengan harga 20 dolar AS, yang semula hanya tersedia untuk penduduk Afrika Selatan, ke negara-negara tetangga.

Valcke mengatakan kekhawatiran terjadi pada pertandingan tahap grup antara Paraguay melawan Selandia Baru di Polokwane pada 24 Juni dan Korea-Yunani di Port Elizabeth pada 12 Juni.

Kritik muncul terhadap pembangunan tiga stadion baru yang berbiaya tinggi di ketiga kota itu, seraya mengatakan bahwa ketiga stadion itu akan terlantar dengan tidak adanya tim sepak bola atau rugby setempat. (S005/K004)