Jaktim pasang pagar pengaman di sungai BKT cegah orang tercebur
4 Desember 2020 15:24 WIB
Petugas Kelurahan Pondok Kopi memberikan sosialisasi di sekitar bantaran Sungai BKT terkait bahaya arus sungai bagi warga yang berenang atau bermain di sekitar bantaran, Jumat (4/12/2020). (ANTARA/Andi Firdaus).
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Timur membangun pagar pengaman di aliran Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Jumat siang, untuk mencegah orang tercebur.
"Kami bersama Petugas Prasarana Sarana Umum (PPSU) ingin menghalau anak yang kemarin sempat viral berenang di BKT. Jangan sampai terulang lagi kasus korban tenggelam," kata Lurah Pondok Kopi, Rasikin, di Jakarta.
Baca juga: Tim SAR temukan jenazah anak terseret arus di Penjaringan
Untuk kepentingan tersebut, sejumlah PPSU dikerahkan untuk memasang pagar besi pengaman sepanjang 10 meter di sejumlah celah masuk menuju bantaran sungai.
Sementara itu dalam sebuah tayangan video di media sosial tampak delapan anak berusia pelajar sekolah dasar bermain perosotan di ujung saluran pembuangan air menuju Sungai BKT.
Ujung saluran pembuangan air dari lingkungan warga berukuran lebar 10 meter itu dibangun dengan material coran semen yang menukik menuju bantaran sungai.
Kondisi saluran yang berlumut dimanfaatkan oleh anak-anak untuk bermain seluncuran dan berenang di Sungai BKT.
"Sementara ini kita pasang pagar besi untuk menghalau mereka," kata Rasikin.
Baca juga: Tim SAR evakuasi jasad remaja tenggelam di Kali Ciliwung
Rasikin berharap Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) selaku otoritas Sungai BKT akan meninjau secara rutin kondisi aset mereka dan melakukan langkah pencegahan terhadap potensi yang membahayakan warga.
"Kalau kita sifatnya hanya mengamankan dan memelihara. Infrastruktur adalah tanggung jawab BBWSCC. Saya harap mereka memonitor aset mereka jangan sampai justru membahayakan warga. Harus aman lah," katanya.
Pihak kelurahan juga telah mengumpulkan seluruh pengurus RT dan RW di sekitar bantaran Sungai BKT untuk diberikan pengarahan terhadap potensi bahaya di Sungai BKT.
Aliran Sungai BKT kerap menimbulkan korban hanyut, khususnya dari kalangan anak-anak yang sedang bermain dan berenang di aliran sungai.
Baca juga: Polisi selidiki dua anak perempuan tewas tenggelam di Jagakarsa
Peristiwa terakhir terjadi pada 6 November 2020 saat dua bocah yang sedang asik berenang tiba-tiba hanyut dan dilaporkan hilang selama dua hari.
Jasad korban berhasil ditemukan dalam kondisi tewas setelah tim evakuasi melakukan pencarian selama dua hari sejak mereka dinyatakan hilang.
"Kami bersama Petugas Prasarana Sarana Umum (PPSU) ingin menghalau anak yang kemarin sempat viral berenang di BKT. Jangan sampai terulang lagi kasus korban tenggelam," kata Lurah Pondok Kopi, Rasikin, di Jakarta.
Baca juga: Tim SAR temukan jenazah anak terseret arus di Penjaringan
Untuk kepentingan tersebut, sejumlah PPSU dikerahkan untuk memasang pagar besi pengaman sepanjang 10 meter di sejumlah celah masuk menuju bantaran sungai.
Sementara itu dalam sebuah tayangan video di media sosial tampak delapan anak berusia pelajar sekolah dasar bermain perosotan di ujung saluran pembuangan air menuju Sungai BKT.
Ujung saluran pembuangan air dari lingkungan warga berukuran lebar 10 meter itu dibangun dengan material coran semen yang menukik menuju bantaran sungai.
Kondisi saluran yang berlumut dimanfaatkan oleh anak-anak untuk bermain seluncuran dan berenang di Sungai BKT.
"Sementara ini kita pasang pagar besi untuk menghalau mereka," kata Rasikin.
Baca juga: Tim SAR evakuasi jasad remaja tenggelam di Kali Ciliwung
Rasikin berharap Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) selaku otoritas Sungai BKT akan meninjau secara rutin kondisi aset mereka dan melakukan langkah pencegahan terhadap potensi yang membahayakan warga.
"Kalau kita sifatnya hanya mengamankan dan memelihara. Infrastruktur adalah tanggung jawab BBWSCC. Saya harap mereka memonitor aset mereka jangan sampai justru membahayakan warga. Harus aman lah," katanya.
Pihak kelurahan juga telah mengumpulkan seluruh pengurus RT dan RW di sekitar bantaran Sungai BKT untuk diberikan pengarahan terhadap potensi bahaya di Sungai BKT.
Aliran Sungai BKT kerap menimbulkan korban hanyut, khususnya dari kalangan anak-anak yang sedang bermain dan berenang di aliran sungai.
Baca juga: Polisi selidiki dua anak perempuan tewas tenggelam di Jagakarsa
Peristiwa terakhir terjadi pada 6 November 2020 saat dua bocah yang sedang asik berenang tiba-tiba hanyut dan dilaporkan hilang selama dua hari.
Jasad korban berhasil ditemukan dalam kondisi tewas setelah tim evakuasi melakukan pencarian selama dua hari sejak mereka dinyatakan hilang.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020
Tags: