Jakarta (ANTARA) - Pakar kesehatan menyarankan Anda untuk mengonsumsi serat, khususnya dari sayur dan buah guna menurunkan kadar lemak (penyebab inflamasi) di dalam tubuh, yang pada gilirannya berdampak bagus untuk suasana hati.
"Penting untuk mengurangi konsumsi makanan manis dan berlemak karena keduanya menyebabkan peradangan (inflamasi) di dalam tubuh. Akibatnya, neurotransmitter pada otak dapat terganggu dan berakibat pada kondisi mood yang tidak stabil," kata nutrition expert gummy multivitamin YOUVIT Rachel Olsen dalam siaran persnya, Jumat.
Pisang misalnya, dapat membantu membalikkan wajah cemberut Anda. Buah ini kaya vitamin B6, yang membantu mensintesis neurotransmiter perasaan-baik seperti dopamin dan serotonin.
Buah beri juga bagus untuk suasana hati. Buah ini juga mengandung antosianin, yakni pigmen yang memberi warna ungu-biru pada beri tertentu. Satu studi mengaitkan diet kaya antosianin dengan penurunan 39 persen risiko gejala depresi.
Beri juga mengandung berbagai antioksidan dan senyawa fenolik, yang memainkan peran kunci dalam memerangi stres oksidatif atau ketidakseimbangan senyawa berbahaya dalam tubuh.
Selain itu, masih ada sederet makanan yang bisa Anda coba konsumsi untuk menjaga suasana hati, salah satunya ikan. Seperti dikutip dari Healthline, asam lemak omega-3 dalam ikan misalnya salmon dan tuna berkontribusi pada fluiditas membran sel otak Anda dan tampaknya memainkan peran kunci dalam perkembangan otak dan pensinyalan sel.
Beberapa penelitian menunjukkan, mengonsumsi omega-3 dalam bentuk minyak ikan menurunkan tingkat depresi. Meskipun tidak ada dosis standar, sebagian besar ahli setuju kebanyakan orang dewasa harus mendapatkan setidaknya 250-500 mg kombinasi EPA dan DHA per hari. Satu porsi salmon dengan bobot 3,5 ons (100 gram) menyediakan 2.260 mg EPA dan DHA.
Makanan fermentasi seperti yogurt, kimchi, juga dapat meningkatkan kesehatan usus dan suasana hati. Proses fermentasi memungkinkan bakteri hidup berkembang dalam makanan yang kemudian dapat mengubah gula menjadi alkohol dan asam.
Anda juga bisa membuat makanan kesukaan Anda lebih bergizi. Jika Anda ingin kue, buatlah kismis oatmeal atau wafer vanila. Bila es krim yang Anda mau, cobalah membeli yang rendah lemak.
Di sisi lain, tak hanya jenis, jumlah asupan yang seimbang termasuk saat sarapan juga berperan membantu meningkatkan suasana hati Anda.
Laman WebMD mencatat, sertakan banyak serat, nutrisi, beberapa protein tanpa lemak, dan lemak baik (tak jenuh) untuk menyeimbangkan karbohidrat gandum Anda setiap pagi. Makan pagi secara teratur dapat meningkatkan suasana hati, memori yang lebih baik, lebih banyak energi sepanjang hari, dan perasaan tenang.
Hal senada diungkapkan pakar nutrisi di New York University, Samantha Heller. Dia mengatakan, jika jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuh seimbang, maka ini membantu menyeimbangkan suasana hati Anda juga.
"Banyak faktor yang bisa membuat tubuh tidak seimbang. Banyak wanita yang mengalami anemia. Hal ini menyebabkan depresi dan kelelahan. Orang tua sering kali kekurangan vitamin B. Orang yang tidak makan secara teratur sering mengalami perubahan besar dalam gula darah," kata dia.
Baca juga: Jaga asupan air minum agar suasana hati menyenangkan
Baca juga: Jaga suasana hati saat pandemi dengan kembang gula
Pentingnya olahraga dan istirahat
Pakar nutrisi lainnya, Puteri Aisyaffa mengatakan selain asupan makanan, Anda perlu juga menjaga tetap aktif bergerak dan beristirahat dengan cukup.
"Kita perlu melakukan aktivitas fisik secara rutin dan tidur minimal 7-8 jam setiap harinya agar membantu memaksimalkan metabolisme tubuh sehingga penyerapan gizi juga menjadi optimal," kata dia.
Ada banyak kegiatan fisik yang bisa Anda lakukan, misalnya sambil melakukan berbagai kegiatan favorit, seperti berkebun, memasak, melukis yang semua ini juga dapat membantu menghilangkan stres dari kesibukan sehari-hari.
Baik Rachel maupun Puteri sepakat, antara kesehatan mental dan fisik saling terkait. Jika seseorang mengalami sakit fisik maka ini bisa menurunkan mood atau suasana hati sehingga membuatnya menjadi tidak produktif dan menurunkan kondisi kesehatannya.
Baca juga: Jaga energi dan suasana hati saat #dirumahaja
Baca juga: Pola makan terbaik agar pria tak kena disfungsi ereksi
Sama juga halnya jika kondisi mental seseorang sedang tidak stabil, maka bisa dapat mengganggu nafsu makan, sehingga menyebabkan tubuh mudah terserang penyakit.
Di masa pandemi COVID-19 selama beberapa bulan terakhir, Anda perlu tetap menjaga kesehatan fisik dan mental agar tetap sehat.
Berjalan-jalan dengan memperhatikan protokol kesehatan yakni memakai masker, menjaga jarak fisik dan rajin mencuci tangan bisa Anda lakukan. Pakar kesehatan di Harvard Medical School, Jason Strauss menuturkan, berinteraksi dengan alam menawarkan manfaat terapeutik yang menenangkan, menurunkan tekanan darah dan kadar hormon stres kortisol baik itu dari aspek visual maupun suara.
"Pepohonan dan tanaman hijau membantu mengalihkan pikiran Anda dari pemikiran negatif, sehingga pikiran Anda tak dipenuhi dengan kekhawatiran," tutur dia dalam laman resmi Harvard Medical School.
Jika berjalan di alam tidak memungkinkan, mendengarkan suara alam punya efek yang serupa, menurut studi dalam Scientific Reports pada Maret 2017.Peneliti menggunakan pemindai MRI untuk mengukur aktivitas otak pada orang saat mereka mendengarkan suara alam. Mereka menemukan, kegiatan ini punya proses yang sama seperti beristirahat.
Strauss merekomendasikan 20-30 menit setiap tiga hari dalam seminggu. Tetapi intinya, interaksi Anda dengan alam sebagai bagian dari gaya hidup normal Anda. Waktu Anda bersama alam bisa sesederhana berjalan-jalan setiap hari di taman atau di jalan setapak yang masih banyak pepohonannya. Anda bisa juga sembari bersepeda.
Baca juga: Manfaat buah naga, cegah anemia hingga jaga kesehatan mata
Baca juga: Makan buah kering bagus untuk kesehatan
Baca juga: Diet sehat dengan konsumsi buah dan sayur fermentasi
Artikel
Jaga suasana hati dengan buah, sayur dan makanan kesukaan
Oleh Lia Wanadriani Santosa
4 Desember 2020 13:55 WIB
Ilustrasi. Olah Raga. ANTARA/Pixabay.
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020
Tags: