Luhut undang Jepang tingkatkan investasi melalui SWF
4 Desember 2020 06:35 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan special advisor PM Jepang Izumi Hiroto di Tokyo, Jepang, Kamis (3/12/2020). ANTARA/HO KBRI Tokyo/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengundang Jepang untuk meningkatkan investasi melalui Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Nusantara Investment Authority (NIA).
Undangan tersebut disampaikan langsung oleh Luhut dalam pertemuannya dengan Penasehat Perdana Menteri Jepang, Izumi Hiroto di Kantor Perdana Menteri Jepang, di Tokyo, Kamis (3/12).
"Tujuan saya dan Menteri Erick ke Tokyo adalah untuk mengundang Jepang tingkatkan investasi melalui lembaga SWF yang akan dibentuk berdasarkan amanat UU Omnibus. Nusantara Investment Authority (NIA) akan memberikan fleksibilitas bagi investor untuk menanamkan investasi dalam bentuk ekuitas atau aset dengan pengelolaan yang transparan dan profesional," kata Luhut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Menteri BUMN Erick Thohir dan Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi. Sementara dari pihak Jepang, hadir Gubernur Japan Bank of International Cooperation (JBIC) Maeda Tadashi, dan Dubes Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji.
Luhut juga menyampaikan bahwa Pemerintah Jepang melalui JBIC berjanji untuk ikut partisipasi dalam SWF Indonesia.
Sementara itu, Erick Thohir mengatakan SWF Indonesia diharapkan dapat menjadi mitra bagi investor asing untuk berinvestasi di sektor-sektor yang atraktif dan prioritas di Indonesia, antara lain jalan tol, bandara dan pelabuhan.
"Kita ingin aset-aset yang dimiliki BUMN dapat dioptimalisasikan nilainya," tambah Erick.
Sementara Dubes Heri mengatakan secara umum Jepang mendukung pembentukan SWF Indonesia. Ia menyebut beberapa kalangan bisnis Jepang pun telah menyatakan ketertarikannya untuk berpartisipasi dalam sejumlah proyek.
"Beberapa kalangan bisnis Jepang pun telah menyatakan ketertarikannya untuk berpartisipasi dalam pembangunan health tourism di Bali, manajemen operator pelabuhan serta meningkatkan investasi di Kawasan Industri Batang," kata Heri.
Sebelum pertemuan dengan Penasehat PM Jepang, Luhut dan Erick juga telah bertemu dengan Sekjen Partai Liberal Democratic Party (LDP) untuk Majelis Tinggi, Seko Hiroshige, yang juga Mantan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang, untuk membahas dukungan parlemen Jepang atas investasi pemerintah dan swasta Jepang di SWF Indonesia dan mendapat sambutan positif. Selain itu, pada kesempatan terpisah Luhut dan Erick juga telah melakukan serangkaian pertemuan sejumlah pimpinan kalangan bisnis Jepang, antara lain Mitsui & Co, Mitsubishi Corp, Sojitz, Nippon Steel dan Hanwa.
SWF Indonesia atau NIA yang akan mulai beroperasi awal 2021 ditargetkan menjadi salah satu kerangka pemulihan ekonomi Indonesia, di mana komponen pertumbuhan ekonomi tidak hanya dari permintaan domestik, melainkan juga dengan mendorong masuknya investasi. Pemerintah Indonesia telah siap menyuntikkan modal awal Rp75 triliun untuk pembentukan NIA ini.
Luhut dan Erick dijadwalkan berada di Tokyo, Jepang hingga 5 Desember 2020. Selain rangkaian pertemuan yang berlangsung pada Kamis, kedua Menteri itu juga dijadwalkan bertemu Menteri Ekonomi Jepang, Gubernur JBIC, dan perwakilan sejumlah dana pensiun dan lembaga keuangan.
Baca juga: Menko Luhut-Erick Thohir ke Jepang cari dukungan untuk SWF Indonesia
Baca juga: Luhut: Aturan SWF rampung bulan depan, Januari 2021 mulai beroperasi
Baca juga: Menteri BUMN pastikan pengelolaan SWF transparan dan akuntabel
Baca juga: Satgas jelaskan alokasi dana PEN untuk "sovereign wealth fund"
Baca juga: Erick Thohir: SWF bakal percepat pembangunan proyek strategis nasional
Undangan tersebut disampaikan langsung oleh Luhut dalam pertemuannya dengan Penasehat Perdana Menteri Jepang, Izumi Hiroto di Kantor Perdana Menteri Jepang, di Tokyo, Kamis (3/12).
"Tujuan saya dan Menteri Erick ke Tokyo adalah untuk mengundang Jepang tingkatkan investasi melalui lembaga SWF yang akan dibentuk berdasarkan amanat UU Omnibus. Nusantara Investment Authority (NIA) akan memberikan fleksibilitas bagi investor untuk menanamkan investasi dalam bentuk ekuitas atau aset dengan pengelolaan yang transparan dan profesional," kata Luhut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Menteri BUMN Erick Thohir dan Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi. Sementara dari pihak Jepang, hadir Gubernur Japan Bank of International Cooperation (JBIC) Maeda Tadashi, dan Dubes Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji.
Luhut juga menyampaikan bahwa Pemerintah Jepang melalui JBIC berjanji untuk ikut partisipasi dalam SWF Indonesia.
Sementara itu, Erick Thohir mengatakan SWF Indonesia diharapkan dapat menjadi mitra bagi investor asing untuk berinvestasi di sektor-sektor yang atraktif dan prioritas di Indonesia, antara lain jalan tol, bandara dan pelabuhan.
"Kita ingin aset-aset yang dimiliki BUMN dapat dioptimalisasikan nilainya," tambah Erick.
Sementara Dubes Heri mengatakan secara umum Jepang mendukung pembentukan SWF Indonesia. Ia menyebut beberapa kalangan bisnis Jepang pun telah menyatakan ketertarikannya untuk berpartisipasi dalam sejumlah proyek.
"Beberapa kalangan bisnis Jepang pun telah menyatakan ketertarikannya untuk berpartisipasi dalam pembangunan health tourism di Bali, manajemen operator pelabuhan serta meningkatkan investasi di Kawasan Industri Batang," kata Heri.
Sebelum pertemuan dengan Penasehat PM Jepang, Luhut dan Erick juga telah bertemu dengan Sekjen Partai Liberal Democratic Party (LDP) untuk Majelis Tinggi, Seko Hiroshige, yang juga Mantan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang, untuk membahas dukungan parlemen Jepang atas investasi pemerintah dan swasta Jepang di SWF Indonesia dan mendapat sambutan positif. Selain itu, pada kesempatan terpisah Luhut dan Erick juga telah melakukan serangkaian pertemuan sejumlah pimpinan kalangan bisnis Jepang, antara lain Mitsui & Co, Mitsubishi Corp, Sojitz, Nippon Steel dan Hanwa.
SWF Indonesia atau NIA yang akan mulai beroperasi awal 2021 ditargetkan menjadi salah satu kerangka pemulihan ekonomi Indonesia, di mana komponen pertumbuhan ekonomi tidak hanya dari permintaan domestik, melainkan juga dengan mendorong masuknya investasi. Pemerintah Indonesia telah siap menyuntikkan modal awal Rp75 triliun untuk pembentukan NIA ini.
Luhut dan Erick dijadwalkan berada di Tokyo, Jepang hingga 5 Desember 2020. Selain rangkaian pertemuan yang berlangsung pada Kamis, kedua Menteri itu juga dijadwalkan bertemu Menteri Ekonomi Jepang, Gubernur JBIC, dan perwakilan sejumlah dana pensiun dan lembaga keuangan.
Baca juga: Menko Luhut-Erick Thohir ke Jepang cari dukungan untuk SWF Indonesia
Baca juga: Luhut: Aturan SWF rampung bulan depan, Januari 2021 mulai beroperasi
Baca juga: Menteri BUMN pastikan pengelolaan SWF transparan dan akuntabel
Baca juga: Satgas jelaskan alokasi dana PEN untuk "sovereign wealth fund"
Baca juga: Erick Thohir: SWF bakal percepat pembangunan proyek strategis nasional
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020
Tags: