Natuna (ANTARA) - Kepala UPTD Puskesmas Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) M Nazari mengajak masyarakat menghilangkan diskriminasi dan stigma negatif terhadap pasien COVID-19, karena berdampak buruk bagi kondisi penderita, sehingga dapat menurunkan imunitas tubuh yang seharusnya menang melawan virus tersebut.

Nazari mengatakan masyarakat sebaiknya mampu membangun empati terhadap sesama yang terdampak COVID-19 dan berupaya membangun hal-hal positif untuk mencegah diskriminasi dan stigma buruk tersebut.

“Sebenarnya stigma negatif muncul, karena adanya kecemasan berlebih dari masyarakat karena virus tersebut. Posisikan diri kita menjadi pasien COVID-19, bangunlah rasa empati, ujar Nazari, di Natuna, Kamis.

Selain itu, ia juga menyampaikan agar masyarakat tidak mudah meneruskan informasi hoaks terkait COVID-19, karena hal tersebut dapat menyebabkan kekhawatiran.

Dia menyebut dalam satu bulan terakhir terjadi peningkatan kasus COVID-19 di Kabupaten Natuna dengan rata rata gejala ringan, bahkan orang tanpa gejala (OTG).

Tercatat bahwa sampai dengan 3 Desember 2020, ada 55 kasus konfirmasi COVID-19 di Natuna. Dengan rincian, 1 kasus meninggal, 32 kasus sembuh, dan 22 kasus yang masih diisolasi.

Kasus di Natuna hampir semua tanpa gejala atau gejala ringan. Tidak dengan gejala berat seperti yang terjadi pada awal mula pandemi, ujarnya pula.

Nazari juga menuturkan bahwa jika pasien dengan gejala ringan atau OTG, tidak perlu dilakukan tes cepat atau tes usap lagi, melainkan cukup dengan isolasi selama 14 hari saja.

Ia turut berpesan agar semua warga Natuna tetap menjaga protokol kesehatan, imunitas tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi dan olahraga, karena siapa pun dapat terpapar. Bahkan, pasien yang sudah sembuh pun berpotensi terpapar kembali jika tidak menjaga protokol kesehatan.
Baca juga: Satgas COVID-19 nilai faktor stigma sebabkan masyarakat enggan dites
Baca juga: Satgas: Gotong royong cara hilangkan stigma negatif penyintas COVID-19
Baca juga: Bamsoet : Pasien COVID-19 perlu pendampingan mental hadapi stigma