Bencana longsor di Garut rusak dan ancam puluhan rumah
3 Desember 2020 16:35 WIB
Kondisi rumah rusak tertimpa bencana alam tanah longsor di Desa Sukamulya, Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (3/12/2020). (ANTARA/Chandra)
Garut (ANTARA) - Bencana tanah longsor yang telah merusak belasan rumah di Desa Sukamulya, Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, Jawa Barat sejak Selasa (1/12), hingga kini masih mengancam puluhan rumah lainnya, meski kejadian itu tidak menimbulkan korban jiwa berkat warga diungsikan terlebih dahulu.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, Kamis mengakui bencana tanah longsor itu masih terus terjadi dan mengancam puluhan rumah warga di Desa Sukamulya, Kecamatan Talegong.
"Sekarang menjadi 55 (rumah rusak dan terancam) karena memang tanahnya masih terus bergerak," kata Helmi Budiman usai meninjau lokasi longsor di Kampung Sawah Jeruk, Desa Sukamulya.
Baca juga: BPBD Garut evakuasi tujuh keluarga terdampak longsor di Talegong
Ia menuturkan, pergerakan tanah longsor itu sudah berlangsung sejak tiga hari lalu, kemudian warga diperingatkan agar waspada terkait ancaman bahaya bencana tersebut sehingga tidak ada korban jiwa.
Namun kejadian besar longsoran tanah di daerah itu, kata dia, terjadi Kamis pagi, menyebabkan 15 rumah rusak, dan 40 rumah terancam bahaya bencana longsor susulan.
"Sebenarnya kejadian bencana longsornya sudah tiga hari, longsornya (longsor besar) baru tadi pagi dan warga sudah mengungsi, tidak ada korban jiwa," katanya.
Baca juga: Jalur selatan Jabar hubungkan Garut-Tasikmalaya tergerus longsor
Ia menyampaikan petugas dari BPBD, TNI/Polri maupun sukarelawan belum dapat membersihkan sisa material tanah longsor yang menimpa rumah warga karena daerah tersebut masih berpotensi longsor susulan.
"Longsorannya sekarang masih bergerak, jadi belum bisa dibersihkan," ujarnya.
Baca juga: Jalan nasional Bandung-Garut kembali lancar setelah diterjang longsor
Terkait nasib warga yang rumahnya terancam dan rusak, kata Helmi, sementara diungsikan dulu di satu tempat bangunan sekolah yang lokasinya dekat dengan puskesmas maupun kantor kecamatan.
Selama di pengungsian, lanjut dia, pihaknya akan mendirikan dapur umum dan menyiapkan kebutuhan logistik serta menerjunkan tim medis untuk menangani masalah kesehatannya.
"Sementara ditempatkan di sekolah, karena dekat dengan puskesmas, kita tinggal mendirikan dapur umum," katanya. ***3***
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, Kamis mengakui bencana tanah longsor itu masih terus terjadi dan mengancam puluhan rumah warga di Desa Sukamulya, Kecamatan Talegong.
"Sekarang menjadi 55 (rumah rusak dan terancam) karena memang tanahnya masih terus bergerak," kata Helmi Budiman usai meninjau lokasi longsor di Kampung Sawah Jeruk, Desa Sukamulya.
Baca juga: BPBD Garut evakuasi tujuh keluarga terdampak longsor di Talegong
Ia menuturkan, pergerakan tanah longsor itu sudah berlangsung sejak tiga hari lalu, kemudian warga diperingatkan agar waspada terkait ancaman bahaya bencana tersebut sehingga tidak ada korban jiwa.
Namun kejadian besar longsoran tanah di daerah itu, kata dia, terjadi Kamis pagi, menyebabkan 15 rumah rusak, dan 40 rumah terancam bahaya bencana longsor susulan.
"Sebenarnya kejadian bencana longsornya sudah tiga hari, longsornya (longsor besar) baru tadi pagi dan warga sudah mengungsi, tidak ada korban jiwa," katanya.
Baca juga: Jalur selatan Jabar hubungkan Garut-Tasikmalaya tergerus longsor
Ia menyampaikan petugas dari BPBD, TNI/Polri maupun sukarelawan belum dapat membersihkan sisa material tanah longsor yang menimpa rumah warga karena daerah tersebut masih berpotensi longsor susulan.
"Longsorannya sekarang masih bergerak, jadi belum bisa dibersihkan," ujarnya.
Baca juga: Jalan nasional Bandung-Garut kembali lancar setelah diterjang longsor
Terkait nasib warga yang rumahnya terancam dan rusak, kata Helmi, sementara diungsikan dulu di satu tempat bangunan sekolah yang lokasinya dekat dengan puskesmas maupun kantor kecamatan.
Selama di pengungsian, lanjut dia, pihaknya akan mendirikan dapur umum dan menyiapkan kebutuhan logistik serta menerjunkan tim medis untuk menangani masalah kesehatannya.
"Sementara ditempatkan di sekolah, karena dekat dengan puskesmas, kita tinggal mendirikan dapur umum," katanya. ***3***
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: