Manado (ANTARA News) - Komoditas cengkih Sulawesi Utara (Sulut) laris di pasaran Jepang, menyusul permintaan dari negara tersebut dalam jumlah cukup besar dengan pengiriman tiap bulan.

"Calon eksportir cengkih Sulut sudah datang menanyakan produksi dan data lainnya tentang cengkih, dan kelihatannya sangat serius karena ternyata cengkih daerah ini dibutuhkan pada industri obat- obatan dan kimia lainnya di Jepang," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut, Sanny Parengkuan, di Manado, Rabu.

Cengkih Sulut, kata Sanny, memiliki aroma yang sangat khas, sudah terkenal sejak dulu kala, hal ini menjadi pertimbangan utama sehingga Jepang meminta kiriman cengkih dalam jumlah besar.

"Yang sedikit menjadi ganjalan permintaan pengiriman rutin setiap bulan, mengingat cengkih dipanen hanya satu tahun sekali, untuk itu akan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait," kata Sanny.

Tawaran cengkih dari Negeri Sakura tersebut, melengkapi tawaran serupa yang datang dari India, China, dan Singapura yang sudah disampaikan baik melalui Disperindag Sulut maupun pedagang cengkih Manado.

Ketua Asosiasi Petani Cengkih Indonesia (APCI) Sulut, Octavianus Rondonuwu, mengatakan, peluang ekspor cengkih yang terbuka tersebut agar ditindaklanjuti secara serius oleh instansi terkait.

"Ini merupakan peluang bagi petani dapat meningkatkan kesejahteraannya, sebab dengan banyaknya tawaran pembeli luar negeri, dapat berdampak positif terhadap harga jual di pasaran alami kenaikan," kata Octavianus.

Tahun 2010 petani cengkih di Sulut menghadapi panen raya dengan perkiraan produksi 12 ribu hingga 15 ribu ton, sementara harga beli pedagang di Manado saat ini bertahan pada kisaran Rp50 ribu hingga Rp51 ribu per kilogram (Kg). (G004/M012)