Washington/Beijing (ANTARA News) - Negara-negara besar termasuk China dan Rusia menyetujui satu rancangan sanksi-sanksi terhadap Iran menyangkut program nuklirnya dan akan memberikan dukungan penuh Dewan Keamanan PBB, Selasa, kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton.

Pengumuman itu tampaknya satu penolakan tegas pada perjanjian pertukaran bahan bakaar nuklir yang Brasil dan Turki susun dengan Iran walaupun China -- negara besar yang paling enggan mengenakan sanksi terhadap Iran -- menyambut kesepakatan itu dan mendesak dilakukan perundingan lagi dengan Teheran.

"Kami telah mencapai kesepakatan mengenai satu rancangan sanksi yang keras dengan kerjasama Rusia dan China," kata Hillary kepada para anggota parlemen. "Kami berencana akan mengedarkan rancangan resolusi itu kepada seluruh anggota Dewan Keamanan hari ini seperti diberitakan Reuters.

Hilarry mengatakan persetujuan dicapai oleh lima anggota tetap Dewan keamanan -- Inggris, China,Prancis, Rusia dan Amerika Serikat-- serta Jerman.

Amerika Serikat dan sekutu-sekutu Baratnya menuduh Iran menggunakan program nuklir sipilnya sebagai kedok untuk mengembangkan senjata-senjata nuklirnya. Iran membantah tuduhan ini dan mengatakan program nuklirnya hanya untuk meningkatkan kapasitas listriknya.

Iran, Senin setuju mengirim sejumlah uraniumnya ke luar negeri, menghidupkan kembali satu rencana pertukaran bahan bakar nuklir yang disusun PBB dengan tujuan agar kegiatan-kegiatan nuklir Iran dapat diperiksa.

Tetapi Iran menegaskan pihaknya tidak berniat menangguhkan pengayaan uraniumnya di dalam negeri yang menurut pemerintah-pemerintah Barat bertujuan bahwa negara itu membuat senjata-senjata nuklir.

"Negara-negara Barat mengatakan usul penukaran bahan nuklir yang diajukan Brasil dan Turki itu tidak akan cukup untuk mengurangi kekhawatiran mereka dan Israel, yang menganggap kemampuan nuklir Iran sebagai ancaman langsung, menolaknya.

"Pengumuman ini adalah satu jawaban yang meyakinkan yang dapat kami berikan terhadap usaha-usaha yang dilakukan di Teheran dalam beberapa hari belakangan ini," tambah Hillary, mengulangi bahwa Washington memiliki banyak pertanyaan tentang perjanjian pertukaran bahan bakar nuklir itu.

Ia mengatakan negara-negara besar "sedang berusaha menggalang dukungan masyarakat internasional pada sanksi-sanksi internasional, yang menurut pandangan kami, mengirimksn satu pesan yang benar tentang apa yang kita harapkan dsri Iran."

Akan tetapi, Menteri Luar Negeri China Yang Jiechi mengatskan ia mendukung pertukaran bahan bakar nuklir itu.

"China ... menyambut baik dan menghargai usaha-usaha diplomatik yang dlakukan semua pihak untuk mencari secara positif satu solusi yang tepat masalah nuklir Iran," kata Yang, seperti dikutip laman internet Kementerian Luar Negeri.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ma Zhaooxu kemudian mengatakan pemerintahnya mengharapkan perjanjian itu akan "menghasilkan proses penyelesaian damai masalah nuklir Iran melalui dialog dan perundingan."(H-RN/H-AK)