Jakarta (ANTARA News) - Utusan khusus bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dari Amerika Serikat (AS), Prof. Bruce Alberts PhD, mengatakan bahwa setiap bangsa harus memiliki institusi iptek atau sains yang kuat karena merupakan kunci penting.

Ilmuwan dari The National Academy of Sciences (NAS) AS tersebut mengatakan hal itu pada orasinya dalam acara "International Center for Interdisciplinary and Advanced Research (ICIAR) Inaugural Lecture" yang digelar LIPI di Jakarta, Selasa.

"Ilmuwan tidak bisa bekerja efektif dalam mengarahkan keputusan yang dibuat bangsanya tanpa institusi yang kuat untuk mendukung upayanya," kata Pemimpin Redaksi jurnal ilmiah "Science" tersebut.

Di AS, institusi sains yang diberi nama The National Academy of Sciences (NAS) telah dibentuk sejak dua abad lalu dengan kesepakatan bahwa pemerintah AS bisa meminta mereka melakukan kajian terhadap suatu subjek tanpa perlu memberi kompensasi.

"Keuntungan dari institusi tipe `akademi` ini, para anggotanya dipilih berdasarkan meritokrasi yang mempresentasikan sebagai ilmuwan-ilmuwan terbaik dan tidak bisa diinterfensi oleh politik, sehingga sangat independen," katanya.

Namun di sisi lain para anggotanya seringkali gagal mempengaruhi masyarakat dan pemerintah dan kekurangan sumber dana yang dibutuhkan dalam menghasilkan nasihat bagi kebijakan negara dengan kualitas tinggi," kata ilmuwan biologi molekuler yang baru pertama kalinya berkunjung ke Indonesia itu.

Selain itu juga ada kekhawatiran bahwa pendanaan oleh pemerintah terhadap suatu riset yang dilakukan ilmuwan tidak bersesuaian dengan yang diharapkan pemerintah untuk membuat kebijakan.

Namun demikian NAS, menurut dia, tetap dinilai berhasil mempengaruhi pemerintah karena lembaganya yang bertipe akademi ini tampak netral dan hanya berdasarkan hasil riset ilmiah dalam memberi nasihat.

"Ditambah lagi pers memberi perhatian yang besar pada apa saja yang dikatakan oleh NAS yang menekan pemerintah untuk memberi respon," katanya.

Ia menambahkan, bahwa masyarakat ilmiah selalu bertujuan mencari kebenaran dan bertujuan memecahkan masalah di masyarakat.

"Seorang ilmuwan harus independen, toleran, dan memiliki nilai-nilai seperti kebebasan berpikir dan berpendapat, adil, dan bermartabat," kata Alberts yang datang ke Indonesia dalam rangka mulai menjalin kembali hubungan antara kedua negara, khususnya di bidang iptek.

Ditanya wartawan mengenai hal yang paling penting dalam membangun kerja sama iptek antara Indonesia dan AS, menurut dia, adalah pertukaran mahasiswa dan ilmuwan muda.

"Pengiriman mahasiswa dan ilmuwan muda Indonesia ke AS harus memberi manfaat kepada rakyat Indonesia, demikian pula kedatangan ilmuwan muda AS ke Indonesia harus juga penting untuk Indonesia," katanya.
(T.D009/Z003/P003)