Oleh karena itu, ini saatnya kembali memberikan apresiasi kepada film-film anak bangsa untuk merayakan cerita yang beragam dan luar biasa, visual yang apik, serta para talenta berbakat yang telah mencuri hati jutaan rakyat Indonesia.
Jika Anda ingin mengikuti euforia FFI sebelum pengumuman pemenang pada akhir pekan nanti, coba tonton film-film berikut yang berhasil mengantongi nominasi dan kemenangan FFI terbanyak tiap tahunnya di platform streaming.
Bumi Manusia
Diadaptasi dari novel karya penulis pemenang penghargaan Pramoedya Ananta Toer, "Bumi Manusia" mendapat total 12 nominasi pada ajang FFI 2019. Film drama biografi sejarah ini menceritakan kisah seorang pria Jawa asli dan gadis berdarah campuran Belanda yang saling jatuh cinta di tengah pergolakan bangsa pada awal abad ke-20.
Disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan serta Mawar Eva de Jongh, Bumi Manusia mendapat nominasi di berbagai kategori, termasuk Film Cerita Panjang Terbaik, Sutradara Terbaik, Penata Efek Visual Terbaik, dan Penata Busana Terbaik.
Baca juga: Reza Rahardian senang produksi film bisa kembali berlanjut
Baca juga: "The Swordsman", film Joe Taslim & Jang Hyuk, jadi pembuka KIFF 2020
Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak
Film besutan Mouly Surya ini sukses memborong 14 nominasi dan 10 kemenangan pada FFI 2018. Namun tak hanya berjaya di tanah Air, "Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak" juga berhasil mendapat pengakuan dari global, termasuk penayangan perdana di Directors Fortnight Festival Film Cannes 2017.
Aktris Marsha Timothy tampil sebagai Marlina, seorang janda muda yang mencari keadilan untuk para penjahat yang mencoba merampok dan memperkosanya. Berkat penampilan aktingnya yang luar biasa, Marsha Timothy keluar sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik di FFI, Penghargaan Maya, dan Festival Film Sitges.
Kartini
"Kartini" bercerita mengenai seorang gadis keturunan ningrat yang berjuang untuk meningkatkan akses pendidikan para wanita di awal tahun 1900-an. Mengangkat tokoh emansipasi wanita Indonesia, "Kartini" mendominasi FFI 2017 dengan total 14 nominasi - mulai dari Film Terbaik hingga Penyunting Gambar Terbaik.
Film yang menyentuh hati karya Hanung Bramantyo ini menggandeng sederet artis Indonesia ternama, termasuk Dian Sastrowardoyo, Acha Septriasa, Ayushita, Adinia Wirasti, dan Christine Hakim yang keluar sebagai pemenang kategori Pemeran Pendukung Wanita Terbaik.
Pengabdi Setan
"Pengabdi Setan" merupakan film horor Indonesia yang ditulis dan disutradarai oleh Joko Anwar.
Film ini sukses membawa pulang 7 kemenangan dari total 13 nominasi di FFI 2017, termasuk Tata Sinematografi Terbaik, Tata Suara Terbaik, dan Tata Efek Visual Terbaik. Bercerita mengenai sebuah keluarga yang terancam oleh keberadaan roh jahat, "Pengabdi Setan" menyuguhkan horor yang sangat mencekam sehingga menjadikannya salah satu film Indonesia yang terpopuler pada tahun 2017. "Pengabdi Setan" juga mendapat berbagai pengakuan internasional, termasuk Best Horror Film dan Most Scary Film di Toronto After Dark Film Festival 2018.
Athirah
"Athirah" adalah hasil adaptasi dari novel semi-biografi karya Alberthiene Endah mengenai ibunda mantan wakil presiden Indonesia M. Jusuf Kalla.
Film drama biopik ini berhasil mendapatkan total 10 nominasi dan 6 kemenangan di ajang FFI 2016, termasuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik untuk Riri Riza, Pemeran Utama Wanita Terbaik untuk Cut Mini Theo, dan Skenario Adaptasi Terbaik untuk Salman Aristo dan Riri Riza.
Bercerita mengenai kehidupan seorang perempuan bernama Athirah yang berubah ketika suaminya menikahi perempuan lain, film ini juga berhasil diputar di beberapa festival film internasional, seperti Vancouver International Film Festival, Busan International Film Festival, dan Tokyo International Film Festival.
Rudy Habibie
Karya Hanung Bramantyo lainnya yang mendominasi FFI adalah Rudy Habibie dengan total 10 nominasi di FFI 2016. Film yang dibintangi Reza Rahadian ini merupakan prekuel dari film Habibie & Ainun yang mengikuti perjalanan Habibie ketika masih kuliah di Jerman.
Tidak hanya perjuangan dan pencapaian Habibie muda, film ini juga melibatkan kisah cinta segitiga antara Habibie, gadis asal Polandia (Chelsea Islan), dan gadis ningrat asal Solo (Indah Permatasari), jauh sebelum ia bertemu dengan istrinya Ainun.
Baca juga: Film animasi "Battle of Surabaya" diputar di festival budaya Argentina
Baca juga: Pesan Yandy Laurens bagi sutradara pemula