Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Utara memperbanyak posko pengungsian sebagai bentuk antisipasi dan waspada banjir di musim hujan.

Wakil Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim di Jakarta, Selasa menyatakan, diperbanyaknya posko itu untuk menghindari kerumunan di pengungsian. Dia memastikan jumlah posko sesuai jumlah asumsi pengungsi.

Selain itu, pembatasan antar keluarga dalam pengungsian pun diatur sehingga tidak terjadi kerumunan yang dapat menimbulkan penyebaran virus corona (COVID-19).

“Telah kami simulasi, tenda pengungsian dengan jaga jarak per keluarga serta dibuatkan sekat," ujar Ali.

Baca juga: Warga dan petugas gelar simulasi RW tangguh hadapi banjir di Pejagalan ​​​​​​Baca juga: Jakpus pastikan deteksi dini COVID-19 terhadap pengungsi banjir

Ali menegaskan nantinya bencana banjir jangan sampai menimbulkan bencana lainnya, yakni lonjakan warga yang terinfeksi COVID-19. Karena itu, protokol kesehatan baik di pengungsian maupun proses evakuasi benar-benar dijalankan sesuai aturan.

“Sekarang masa pandemi COVID-19, jangan sampai menimbulkan bencana berikutnya, yaitu makin meningkatnya tingkat positif COVID-19 di masyarakat maupun petugas,” kata Ali.

Pemerintah DKI Jakarta telah menetapkan program RW tangguh bencana banjir, yakni suatu gerakan kolaborasi warga dan aparat gabungan dalam bersiaga, tanggap dan galang dalam menghadapi bencana banjir.

Sejumlah elemen seperti posko pengungsian, posko kesehatan, posko logistik, pusat informasi, hingga peralatan evakuasi telah dipersiapkan sebelum terjadinya bencana.