Warga Medan diimbau waspadai paham radikal dan terorisme
1 Desember 2020 21:17 WIB
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi (kiri) menyerahkan cinderamata kepada Kepala BNPT Irjen Pol Boy Rafli usai dialog bersama unsur Forkopimda Sumut di Pendopo Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman, Medan, Selasa (1/12/2020). ANTARA/HO
Medan (ANTARA) - Pemerintah Kota Medan mengimbau agar warga kota dan sekitarnya mewaspadai perkembangan paham radikal, dan terorisme di tengah upaya pemerintah menekan penyebaran wabah Coronavirus disease 2019 (COVID-19).
"Selain memperkuat sinergitas, kita harapkan dialog ini juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahayanya paham radikal dan terorisme. Apalagi dalam acara ini dihadirkan beberapa mantan napiter (narapidana teroris), dan umumnya mereka mengaku tidak ada manfaat yang diperoleh dari melakukan aksi teror tersebut," jelas Pejabat sementara (Pjs) Wali Kota Medan Arief Sudarto Trinugroho di Medan, Selasa.
Pernyataan tersebut diberikan Arief di sela-sela menghadiri acara dialog menghadirkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Irjen Pol Boy Rafli Amar bersama Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sumut di Pendopo Rumah Dinas Gubernur Sumut.
Baca juga: Kepala BNPT ajak generasi muda cegah paham radikal terorisme
Pjs wali kota sangat mengapresiasi langkah cepat dilakukan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dengan menggelar dialog itu, dan sekaligus mengundang Kepala BNPT dengan harapan semakin memperkuat sinergitas antar unsur Forkopimda Sumut dalam mencegah penyebaran paham radikal dan terorisme.
"Saya mengimbau agar seluruh masyarakat untuk tidak terpengaruh, dan selalu mewaspadai ajakan-ajakan untuk mengikuti paham radikal dan terorisme," tegas Arief.
Kepala BNPT Irjen Pol Boy Rafli Amar dalam dialog itu menyatakan tugas lembaga yang dipimpinnya pertama, yakni fokus melakukan upaya pencegahan penyebarluasan faham radikal, intoleran, dan terorisme. Lalu membangun kesiapsiagaan secara nasional baik dari unsur pemerintah, masyarakat, lintas agama, sosial, dan suku.
Baca juga: BNPT-FKPT sosialisasikan bahaya penyebaran paham radikal lewat medsos
"Peran BNPT adalah fungsi koordinasi, termasuk dengan pemerintah di tingkat daerah. Sebab, penindakan dilakukan oleh satuan tugas yang dilaksanakan oleh aparatur negara dalam hal ini aparat TNI-Polri. Dalam bidang lainnya, khususnya pencegahan, BNPT melaksanakan amanat Undang-undang No.5/2018, membangun kesiapsiagaan nasional, melakukan kontra radikalisasi, dan melakukan deradikalisasi," katanya.
Terkait aksi teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT), ia menjelaskan, saat ini sebanyak 800 orang personil TNI/Polri berada di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah akibat wilayah yang cukup luas, di antaranya kawasan gunung yang berbatasan Kabupaten Poso, dan Kabupaten Parigi Moutong.
"Kawasan ini sangat luas, dan masyarakat yang diganggu kelompok MIT yang dipimpin oleh Ali Kalora bisa memasuki ketiga kabupaten tersebut. Jadi, kita mohon doa dari masyarakat agar tim TNI/Polri yang saat ini bertugas, bisa secepat-cepatnya melumpuhkan para pelaku diestimasi kurang lebih sekitar 10 orang," tutur Boy.
Baca juga: BNPT: Ormas Islam kunci pencegahan paham radikal terorisme
"Selain memperkuat sinergitas, kita harapkan dialog ini juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahayanya paham radikal dan terorisme. Apalagi dalam acara ini dihadirkan beberapa mantan napiter (narapidana teroris), dan umumnya mereka mengaku tidak ada manfaat yang diperoleh dari melakukan aksi teror tersebut," jelas Pejabat sementara (Pjs) Wali Kota Medan Arief Sudarto Trinugroho di Medan, Selasa.
Pernyataan tersebut diberikan Arief di sela-sela menghadiri acara dialog menghadirkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Irjen Pol Boy Rafli Amar bersama Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sumut di Pendopo Rumah Dinas Gubernur Sumut.
Baca juga: Kepala BNPT ajak generasi muda cegah paham radikal terorisme
Pjs wali kota sangat mengapresiasi langkah cepat dilakukan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dengan menggelar dialog itu, dan sekaligus mengundang Kepala BNPT dengan harapan semakin memperkuat sinergitas antar unsur Forkopimda Sumut dalam mencegah penyebaran paham radikal dan terorisme.
"Saya mengimbau agar seluruh masyarakat untuk tidak terpengaruh, dan selalu mewaspadai ajakan-ajakan untuk mengikuti paham radikal dan terorisme," tegas Arief.
Kepala BNPT Irjen Pol Boy Rafli Amar dalam dialog itu menyatakan tugas lembaga yang dipimpinnya pertama, yakni fokus melakukan upaya pencegahan penyebarluasan faham radikal, intoleran, dan terorisme. Lalu membangun kesiapsiagaan secara nasional baik dari unsur pemerintah, masyarakat, lintas agama, sosial, dan suku.
Baca juga: BNPT-FKPT sosialisasikan bahaya penyebaran paham radikal lewat medsos
"Peran BNPT adalah fungsi koordinasi, termasuk dengan pemerintah di tingkat daerah. Sebab, penindakan dilakukan oleh satuan tugas yang dilaksanakan oleh aparatur negara dalam hal ini aparat TNI-Polri. Dalam bidang lainnya, khususnya pencegahan, BNPT melaksanakan amanat Undang-undang No.5/2018, membangun kesiapsiagaan nasional, melakukan kontra radikalisasi, dan melakukan deradikalisasi," katanya.
Terkait aksi teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT), ia menjelaskan, saat ini sebanyak 800 orang personil TNI/Polri berada di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah akibat wilayah yang cukup luas, di antaranya kawasan gunung yang berbatasan Kabupaten Poso, dan Kabupaten Parigi Moutong.
"Kawasan ini sangat luas, dan masyarakat yang diganggu kelompok MIT yang dipimpin oleh Ali Kalora bisa memasuki ketiga kabupaten tersebut. Jadi, kita mohon doa dari masyarakat agar tim TNI/Polri yang saat ini bertugas, bisa secepat-cepatnya melumpuhkan para pelaku diestimasi kurang lebih sekitar 10 orang," tutur Boy.
Baca juga: BNPT: Ormas Islam kunci pencegahan paham radikal terorisme
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: