Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia, Senin pada pembukaan pasar turun dua persen, karena pelaku melepas saham-saham unggulan dan murah menyusul melemahnya bursa regional, akibat merosotnya saham-saham di Amerika Serikat.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) turun 57,077 poin menjadi 2.801,301 dan indeks LQ-45
berkurang 13,070 atau 2,37 persen menadi 537,784.
Analis Valas PT Sinarmas Sekuritas, Alfiansyah di Jakarta, Senin mengatakan, pasar saat ini didominasi aksi lepas saham terutama saham P.Gas dan Inco.
Saham P. Gas turun Rp125 menjadi Rp3.725 dengan volume transaksi sebanyak 5,35 juta senilai Rp19,96 miliar dan saham Inco berhasil dipindahtangankan sebanyak 4,07 juta dengan nilai Rp17,14 miliar pada kurs akhir Rp4.25 atau turun Rp150 per saham.
"Kami memperkirakan indeks BEI akan kembal melemah pada siang nanti, karena tekanan pasar masih besar," ujar Alfiansyah .
Alfiansyah mengatakan, indeks BEI terlihat sulit untuk kembali mencapai angka 2.900 poin, karena faktor positif pasar dari eksternal cenderung berkurang, akibat kekhawatiran pelaku pasar terhadap kawasan Eropa.
Dukungan dana terhadap kawasan Eropa oleh lembaga keuangan Uni Eropa dinilai lambat, sehingga krisis itu mulai merembet ke negara lain, katanya.
Karena itu, lanjut dia sejumlah saham yang mengalami koreksi cukup besar banyak terjadi seperti Gudang Garam turun Rp1.200 menjadi Rp30.250, saham Astra Internasional berkurang Rp1.150 menjadi Rp41.050, saham Astra Agro Lestari merosot Rp500 menjadi rp21.600.
Selain itu saham HM Sampoerna turun Rp400 menjadi Rp13.950, saham Bukit Asam melemah Rp300 menjadi Rp18.000, dan saham Indosat melemah Rp150 menjadi Rp4.400, ucapnya.
Meski demikian peluang indeks untuk kembali menguat, menurut dia, masih cukup besar karena pelaku pelaku asing masih tetap ingin bermain di pasar domestik. (ANT/B010)
Indeks BEI Dibuka Turun 2,00 Persen
17 Mei 2010 10:02 WIB
Sejumlah pialang mengamati layar komputer saat sesi perdagangan disuspensi di Bursa Efek Indonesia. (ANTARA/Andika Wahyu)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010
Tags: