Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi I DPR RI Toriq Hidayat mengapresiasi berbagai langkah yang telah dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dalam mendukung peningkatan dan kemajuan ekonomi digital di Indonesia.

"Apresiasi buat Kemkominfo yang memberikan akses mentoring dan networking kepada pegiat startup digital nasional melalui program Startup Studio Indonesia. Upaya ini diharapkan dapat mendorong kemajuan ekonomi digital di Indonesia," kata Toriq Hidayat dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa.

Toriq mengingatkan bahwa terkait perkembangan ekonomi digital, setidaknya Indonesia membutuhkan 600 ribu SDM atau talenta digital setiap tahunnya.

Selain itu, ujar dia, isu ketersediaan akses pendanaan juga menjadi kunci bagi perkembangan industri startup digital di Indonesia.

"Karenanya, melalui program itu, diharapkan para peserta pegiat startup digital akan mendapatkan pendanaan yang memadai, selain memperoleh sesi bimbingan dan konsultasi langsung dari pakar industri digital sekaligus," papar Toriq.

Ia berpendapat bahwa konsep startup adalah sebuah perusahaan yang baru saja dibangun atau dalam masa rintisan, yang pada umumnya mulai berjalan selama lima tahun.

Pada era digitalisasi seperti sekarang ini, lanjutnya, istilah startup lebih di kategorikan untuk perusahaan yang menerapkan inovasi di bidang teknologi dan menjadi solusi dari sebuah masalah di masyarakat.

“Di Indonesia sekarang ini, sudah terdapat bisnis startup unicorn di antaranya Gojek, Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan OVO. Unicorn adalah perusahaan startup yang mempunyai nilai pasar sebesar 1 miliar dolar AS (sekitar Rp14 trilliun)," ungkap Toriq.

Untuk itu, Toriq berharap industri startup digital di Indonesia akan semakin besar pada yang akan datang dengan diikuti komitmen pemerintah dalam mendukung terciptanya ekosistem startup digital yang kuat dan memadai.

Baca juga: Jokowi: Potensi ekonomi digital harus dipercepat di Indonesia

Baca juga: Indonesia diprediksi rajai ekonomi internet di Asia Tenggara

Sebelumnya, hasil riset yang dilakukan oleh Google, Temasek, dan Bain & Company menyatakan bahwa di tengah pandemi, sektor ekonomi digital Indonesia tetap tangguh dan secara keseluruhan diperkirakan bernilai sebesar 44 miliar dolar AS pada 2020.

"Laporan tahun ini menunjukkan ekonomi digital Indonesia terus bertumbuh dua digit, dipimpin oleh e-commerce dan media online," kata Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (24/11).

Menurut dia, dengan adanya pandemi, sektor tertentu seperti perjalanan dan transportasi memang terhambat tetapi hasil riset itu menunjukkan hingga 2025 keduanya diperkirakan akan bangkit dalam jangka pendek hingga menengah.

Memadukan analisis Google Trends, Temasek, dan Bain & Company serta sumber dari industri dan wawancara dengan pakar, laporan ini memerinci sektor mana saja yang menunjukkan performa terbaik dan yang paling terdampak pandemi.

Hasil riset itu juga menunjukkan bahwa e-commerce naik 54 persen menjadi 32 miliar dolar pada 2020, dari 21 miliar dolar pada 2019.

Pertumbuhan momentum e-commerce di Indonesia juga tercermin dari peningkatan 5 kali lipat jumlah pemasok lokal yang mencoba berjualan daring karena pandemi.

Baca juga: Hasil riset: Ekonomi digital Indonesia tetap tangguh saat pandemi

Baca juga: Kemenkeu: Teknologi digital akan jadi daya ungkit ekonomi Indonesia