BNPB gelar TFG untuk mitigasi ancaman banjir Ibu Kota Jakarta
30 November 2020 23:40 WIB
Kepala BNPB Doni Monardo saat menghadiri kegiatan Tactical Floor Game untuk memitigasi potensi ancaman bencana banjir yang dapat dipicu oleh fenomena La Nina khususnya untuk wilayah bantaran Sungai Ciliwung di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, Jakarta, (30/11/2020). ANTARA/HO-BNPB/aa.
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyelenggarakan Tactical Floor Game (TGF) untuk memitigasi potensi ancaman bencana banjir yang dapat dipicu oleh fenomena La Nina khususnya untuk wilayah bantaran Sungai Ciliwung di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
Kepala BNPB Doni Monardo dalam keterangan diterima di Jakarta, Senin, mengatakan kegiatan tersebut merupakan langkah yang sangat strategis dan menjadi penting, sebab Sungai Ciliwung dengan panjang aliran utama hampir 120 kilometer itu melewati kawasan DKI Jakarta yang menjadi Ibu Kota Negara.
"Merupakan salah satu langkah yang sangat strategis, karena Sungai Ciliwung ini membelah ibu kota negara, pusat pemerintahan. Ciliwung juga melintasi beberapa kabupaten/kota dan menjadi salah satu sungai yang terkenal di Indonesia," kata Doni.
Lebih lanjut, Doni melihat bahwa Sungai Ciliwung belum benar-benar mendapatkan perhatian khusus dan masih kurang optimal. Hal itu ditunjukkan dengan masih adanya sampah dalam jumlah yang banyak di sepanjang aliran Sungai Ciliwung.
Baca juga: Kawasan padat hunian di Kebon Pala terendam luapan Ciliwung
Baca juga: Bima Arya sebut Ekspedisi Ciliwung temukan banyak sampah dan limbah
Padahal, menurut dia, sampah tersebut kemudian dapat menyebabkan terjadinya banjir apabila terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi. Di sisi lain, Sungai Ciliwung juga menjadi urat nadi kebutuhan air bersih dan dapat menyokong kegiatan yang memberikan manfaat lain bagi masyarakat.
"Namun, apa yang kita rasakan hari ini, Ciliwung belum mendapatkan perhatian yang lebih optimal. Karena kita masih bisa melihat banyak sampah, kotoran dan khususnya pada saat curah hujan yang tinggi hampir pasti terjadi banjir," kata Doni.
Padahal semua tahu bahwa sungai ini menjadi urat nadi dalam kegiatan khususnya penyediaan air bersih dan kegiatan-kegiatan yang lainnya.
TFG bertajuk "Penguatan Sinergitas Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam Menghadapi Potensi Banjir Akibat Fenomena La Nina di Provinsi DKI Jakarta dan Sekitarnya" itu diikuti oleh lintas instansi pemerintah tersebut juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Menko Marvest) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Sosial Juliari Batubara, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menteri PUPR) Basuki Hadimuldjono, Kepala Badan Meteoroloti Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dan sejumlah pemangku kebijakan di DKI Jakarta dan Kabupaten/Kota penyangga lainnya.
Ibu Kota DKI Jakarta dilalui sungai-sungai besar seperti Ciliwung. Sungai yang berhulu di wilayah Kabupaten Bogor tersebut kerap kali meluap ketika musim penghujan dan menyebabkan banjir di sepanjang bantaran sungai.*
Baca juga: Cegah kecelakaan, tanggul Kali Ciliwung di Senen ditinggikan
Baca juga: Danjen Kopassus pamerkan hasil revitalisasi hulu Sungai Ciliwung Bogor
Kepala BNPB Doni Monardo dalam keterangan diterima di Jakarta, Senin, mengatakan kegiatan tersebut merupakan langkah yang sangat strategis dan menjadi penting, sebab Sungai Ciliwung dengan panjang aliran utama hampir 120 kilometer itu melewati kawasan DKI Jakarta yang menjadi Ibu Kota Negara.
"Merupakan salah satu langkah yang sangat strategis, karena Sungai Ciliwung ini membelah ibu kota negara, pusat pemerintahan. Ciliwung juga melintasi beberapa kabupaten/kota dan menjadi salah satu sungai yang terkenal di Indonesia," kata Doni.
Lebih lanjut, Doni melihat bahwa Sungai Ciliwung belum benar-benar mendapatkan perhatian khusus dan masih kurang optimal. Hal itu ditunjukkan dengan masih adanya sampah dalam jumlah yang banyak di sepanjang aliran Sungai Ciliwung.
Baca juga: Kawasan padat hunian di Kebon Pala terendam luapan Ciliwung
Baca juga: Bima Arya sebut Ekspedisi Ciliwung temukan banyak sampah dan limbah
Padahal, menurut dia, sampah tersebut kemudian dapat menyebabkan terjadinya banjir apabila terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi. Di sisi lain, Sungai Ciliwung juga menjadi urat nadi kebutuhan air bersih dan dapat menyokong kegiatan yang memberikan manfaat lain bagi masyarakat.
"Namun, apa yang kita rasakan hari ini, Ciliwung belum mendapatkan perhatian yang lebih optimal. Karena kita masih bisa melihat banyak sampah, kotoran dan khususnya pada saat curah hujan yang tinggi hampir pasti terjadi banjir," kata Doni.
Padahal semua tahu bahwa sungai ini menjadi urat nadi dalam kegiatan khususnya penyediaan air bersih dan kegiatan-kegiatan yang lainnya.
TFG bertajuk "Penguatan Sinergitas Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam Menghadapi Potensi Banjir Akibat Fenomena La Nina di Provinsi DKI Jakarta dan Sekitarnya" itu diikuti oleh lintas instansi pemerintah tersebut juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Menko Marvest) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Sosial Juliari Batubara, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menteri PUPR) Basuki Hadimuldjono, Kepala Badan Meteoroloti Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dan sejumlah pemangku kebijakan di DKI Jakarta dan Kabupaten/Kota penyangga lainnya.
Ibu Kota DKI Jakarta dilalui sungai-sungai besar seperti Ciliwung. Sungai yang berhulu di wilayah Kabupaten Bogor tersebut kerap kali meluap ketika musim penghujan dan menyebabkan banjir di sepanjang bantaran sungai.*
Baca juga: Cegah kecelakaan, tanggul Kali Ciliwung di Senen ditinggikan
Baca juga: Danjen Kopassus pamerkan hasil revitalisasi hulu Sungai Ciliwung Bogor
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020
Tags: