Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi menyatakan seluruh jajaran BPPSDMP siap memaksimalkan fungsi sistem pengendalian internal (SPI).

Melalui keterangannya di Jakarta, Senin, Dedi menyatakan SPI sudah lama dijalankan, namun penerapannya harus lebih mantap. Selain itu, perkembangan sistem aplikasi informasi harus turut mendukung SPI.

"Banyak yang harus diperbaiki dari SPI dan harus ditingkatkan kualitasnya," ujarnya saat rapat koordinasi dalam rangka Konsolidasi dan Evaluasi Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Lingkup BPPSDMP Kementerian Pertanian di Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Baca juga: Mentan minta Polbangtan lahirkan SDM ciptakan lapangan kerja

Dikatakannya, pertemuan ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari hasil review inspektorat jenderal (itjen) terkait capaian indikator kinerja utama, selain itu, juga untuk menertibkan aset di UPT.

Pada kesempatan tersebut dilakukan penyerahan penghargaan kepada Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang meraih peringkat pertama dalam Penilaian Kinerja Kelembagaan UPT Lingkup BPPSDMP 2020.

Polbangtan Yogyakarta Magelang mendapatkan penghargaan tersebut dari hasil evaluasi dan penilaian terkait, di antaranya terdiri atas 17 indikator utama dan 7 indikator penunjang.

"Penghargaan ini merupakan kinerja semua pegawai Polbangtan Yogyakarta Magelang. Selain itu penghargaan ini sebagai pemicu untuk bekerja yang lebih baik dan terbaik," ujar Direktur Polbangtan Yogyakarta Magelang Rajiman.

Pertanian modern
Sementara itu, Kepala BPPSDMP menambahkan saat ini pertanian tradisional sudah tidak mungkin lagi dipertahankan dan harus beralih ke pertanian modern.

"Pertanian harus melakukan transformasi dari pertanian tradisional ke pertanian yang modern," katanya.

Menurut dia, transformasi pertanian bukan hanya keharusan, tapi juga merupakan kebutuhan mengingat perkembangan zaman dan juga jumlah penduduk yang terus bertambah secara signifikan.

"Pertanian tradisional produktivitasnya rendah. Sedangkan pertanian modern produktivitasnya tinggi. Karena itu, dengan segala keterbatasan dan kekurangan, transformasi pertanian dari tradisional ke modern mutlak untuk dijalan mulai saat ini juga," katanya.

Oleh karena itu, lanjutnya, pertanian tradisional yang dicirikan dengan aktivitas manual atau menggunakan tenaga manusia harus diubah menjadi tenaga mesin pertanian.

Baca juga: Mentan minta Politeknik Pertanian ciptakan SDM dan lapangan kerja
Baca juga: Tingkatkan SDM, Kementan adakan bimtek petani "food estate" Kalteng