Palu, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Majelis Daerah Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Sulawesi Tengah (Sulteng) menyerukan kepada jemaatnya melakukan doa dan puasa bersama selama satu hari untuk para korban kekerasan di Kabupaten Sigi.

"Jadi Majelis Daerah Sulawesi Tengah lewat surat edaran yang sudah disampaikan ke semua majelis daerah dan gembala sidang di komunitas majelis wilayah sangat prihatin atas peristiwa yang ada di Lembantongoa, di Sigi, sehingga memberi seruan agar berdoa dan puasa satu hari untuk keluarga korban," kata Sekretaris Majelis Daerah GPdI Sulteng Pendeta Markus Singgalingin di Palu, Senin.

Ia menyakini melalui doa dan puasa tersebut, para pelaku kekerasan yang menyebabkan korban jiwa dan harta itu, bisa segara bertobat dan ditangkap oleh aparat keamanan, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

"Selasa (1/12) seluruh umat GPdI Sulteng berdoa dan puasa massal untuk seluruh keluarga yang berduka supaya Roh Kudus kuatkan mereka dan terlebih para pelaku kekerasan yang sadis itu supaya Tuhan ampuni dan jamah mereka. Itu mungkin sikap dari Sinode Gereja Pantekosta di Indonesia Sulawesi Tengah," katanya.

Baca juga: Tokoh lintas agama imbau tidak terprovokasi peristiwa kekerasan Sigi

Ia juga menghimbau seluruh jemaat GPdI Sulawesi Tengah untuk tetap tenang, tidak terprovokasi, dan tidak memberikan pernyataan di media sosial yang berbentuk suatu perlawanan.

"Karena Tuhan Yesus mengajar kita untuk berdoa kepada Tuhan buat musuh-musuh kita biar Tuhan sendiri yang bekerja sesuai keadilannya, karena kita tahu ini penggenapan firman dan ini kiranya membuat seluruh jemaat semakin dekat kepada Tuhan," ujarnya.

Majelis Daerah GPdI Sulawesi Tengah juga melakukan aksi donasi sebagai bentuk keprihatinan dan duka kepada keluarga korban kekerasan di Sigi tersebut.

"Bahwasannya GPdI menyalurkan bentuk keprihatinan lewat sumbangan duka dengan yang lainnya atas nama Sinode GPdI," katanya.

Baca juga: Buru pelaku pembantaian di Sigi, TNI kerahkan pasukan khusus
Baca juga: Rektor IAIN Palu: Jangan beri ruang kelompok MIT
Baca juga: Organisasi keagamaan minta TNI-Polri tuntaskan kasus kekerasan di Sigi