Solo (ANTARA News) - Anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia menangkap lagi seorang warga Semanggi, kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jumat, yang diduga terlibat jaringan terorisme.

Densus menangkap Heri Suranto (43), di rumah Ngatino, mertua tersangka di warga RT 7/ RW XII Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, sekitar puku 14.30 WIB.

Heri Suranto yang bekerja sebagai staf tata usaha SMA Islam I Surakarta, tidak melawan saat ditangkap Densus 88. Tersangka bersama satu unit komputer langsung dibawa pergi oleh anggota Densus.

Menurut Endang Sustaqimah, warga setempat, polisi mendatangi rumah Ngatino (mertua tersangka) dengan menumpang tiga buah mobil dan langsung membawa Heri masuk ke dalam mobil dan meninggalkan lokasi.

"Heri Suranto tinggal di rumah itu, bersama mertuannya, bernama Ngatino," katanya.

Sementara Sudirman, guru bimbingan konseling SMA Islam I Surakarta, membenarkan bahwa Heri memang bekerja di sekolah ini sebagai staf tata usaha.

Menurut dia, polisi sebelumnya datang di sekolah ini sekitar pukul 10.30 WIB dan mereka membawa Heri pergi dari sekolahan.

Polisi kembali ke sekolah ini bersama Heri, sekitar 11.30 WIB lalu kembali meninggalkan sekolah.

"Para guru di sekolah ini banyak yang kaget dan tidak menyangka. Karena, Heri diketahui orangnya santun dan baik," katanya.

Dengan tiga buah mobil, Densus langsung ke rumah tersangka di RT 7/ RW XII Kelurahan Semanggi, sekitar pukul 14.30 WIB, dan menangkap tersangka serta membawanya pergi dari lokasi.

"Polisi dengan memakai perlengkapan lengkap dan bersenjata api langsung masuk ke rumah Heri dan membawanya pergi," kata Yanto, tetangga korban.

Warga setempat, kata Yanto, tidak menyangka Heri terlibat jaringan terorisme karena dia orangnya biasa-biasa saja dan baik sama warga sekitar.

Densus 88 sebelumnya juga menangkap tiga orang yang diduga terlibat jaringan terorisme di wilayah Surakarta, Rabu (12/5) hingga Kamis (13/5). Ketiganya adalah Joko Purwanto alias Torik ditangkap di Purbayan, Sukoharjo, Abdul Hamid di Purwosari, dan Erwin di Pasar Klitikan Notoharjo, Semanggi, Solo. (*)
ANT/AR09