Yogyakarta (ANTARA News) - Penangkapan teroris oleh Polri bukan prestasi besar, karena sudah menjadi tugas polisi, kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin, Jumat.

"Penangkapan teroris itu bukan sebuah prestasi besar jika dibandingkan dengan besarnya kucuran dana bagi Polri untuk pemberantasan terorisme. Jadi, penangkapan teroris itu merupakan hal yang wajar bagi polisi," katanya usai bertemu mantan pemimpin presiden sekaigus pemimpin gerakan solidaritas yang menumbangkan komunis Polandia, Lech Walesa, di Yogyakarta, Jumat.

Menurutnya, selama ini polisi belum melakukan langkah-langkah konprehensif dan preventif dalam pemberantasan terorisme. Dalam pemberantasan terorisme, polisi cenderung masih mengaitkannya dengan faktor ideologi atau agama semata.

"Padahal, faktor nonideologis seperti kemiskinan dan pengangguran sebenarnya juga banyak berpengaruh. Namun, belum ada langkah komprehensif dan preventif soal terorisme," katanya.

Ia mengatakan, seyogianya polisi juga melihat faktor nonideologis seperti kemiskinan dan pengangguran sebagai penyebab munculnya terorisme, bukan faktor agama saja.

"Namun, yang penting adalah penangkapan teroris itu diharapkan tidak mengalihkan perhatian terhadap penyelesaian persoalan bangsa lainnya, baik ekonomi maupun hukum seperti kasus korupsi," katanya.

Menurut dia, korupsi jika tidak ditangani secara serius justru sewaktu-waktu bisa menimbulkan ancaman lebih besar daripada terorisme, karena dapat mematikan kehidupan rakyat.

"Jadi, penangkapan teroris jangan sampai mengalihkan kasus besar di bidang ekonomi dan hukum seperti kasus korupsi, karena korupsi juga termasuk kejahatan kemanusiaan yang dapat mematikan hak rakyat," katanya. (*)

B015/H008