Jakarta (ANTARA News) - Norwegia ingin dana perubahan iklim dari mereka digunakan untuk program pencegahan dan konservasi kawasan hutan di Indonesia, kata Direktur WWF Fitrian yang dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat, menanggapi peluang Indonesia mendapatkan dana perubahan iklim dari Norwegia.

"Dari berbagai diskusi, Norwegia ingin dana perubahan iklimnya digunakan untuk pencegahan deforestasi dan degradasi hutan, termasuk pencegahan kebakaran hutan dan pembukaan hutan gambut," katanya.

Norwegia telah memberikan dana perubahan iklim sebesar 1 miliar dolar AS untuk penyelamatan dan konservasi hutan Amazon di Brazil. "Norwegia dan Brazil sepakat untuk mengamankan, mempertahankan dan menjaga hutan Amazon yang tersisa," katanya.

Mengutip data Kementerian Kehutanan, Fitrian mengatakan laju kerusakan hutan dan gambut di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan laju penanaman.

"Pada kisaran tahun 1990-2000, laju kerusakan hutan mencapai 2 juta hektar per tahunnya. Pada 2000-2005, laju pembukaan hutan menurun meski masih tinggi yaitu sejuta hektar per tahunnya," jelasnya.

Sedangkan laju penanaman saat ini mencapai kisaran 300 ribu hektar per tahun.

Oleh karena itu, lanjutnya, Norwegia memandang lebih penting penyelamatan hutan dibandingkan program penanaman satu juta pohon yang ditawarkan pemerintah Indonesia untuk dibiayai dengan dana perubahan iklim Norwegia.

"Program penanaman penting, tetapi kalau pembukaan hutan gambut tidak dicegah, maka emisi gas rumah kaca lebih besar," katanya.

Sebelumnya, Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI), Rachmat Witoelar mengatakan Indonesia akan mendapatkan bantuan dana internasional sampai tiga miliar dolar AS untuk menanggulangi perubahan iklim. (*)

N006/AR09