Yogyakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Yogyakarta terus melakukan berbagai upaya untuk mendukung penerapan adaptasi kebiasaan baru di tengah masyarakat guna mencegah penularan COVID-19 dengan mendistribusikan ratusan wastafel ke rukun warga.


“Kami mendistribusikan 616 wastafel ke rukun warga (RW) untuk menguatkan lagi penerapan adaptasi kebiasaan baru di tengah masyarakat,” kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Octo Noor Arafat di Yogyakarta, Senin.


Menurut dia, gerakan cuci tangan masih perlu untuk terus disosialisasikan ke masyarakat agar menjadi sebuah kebiasaan karena kegiatan tersebut tidak bisa dilepaskan dari berbagai upaya untuk mencegah penularan virus corona.


“Kesadaran untuk memakai masker sudah cukup baik, tetapi cuci tangan sering masih lepas. Ini yang perlu dibiasakan kembali,” katanya.


Keberadaan wastafel di tiap RW yang ditempatkan di tempat yang strategis diharapkan memudahkan masyarakat untuk membiasakan diri rajin mencuci tangan dengan sabun.


Selain itu, berbagai adaptasi kebiasaan baru lain yang terus disosialisasikan ke masyarakat adalah memakai masker dengan benar yaitu menutup hidung dan mulut.

“Jangan sampai sudah pakai masker tetapi maskernya pindah ke leher atau ke kepala,” katanya.


Masyarakat, lanjut dia, juga diharapkan membiasakan diri untuk mengurangi kebiasaan mengobrol berlama-lama terutama ketika makan bersama.

Baca juga: Kontak erat pasien balita positif COVID-19 ditelusuri Dinkes Yogya

Baca juga: Gogrok COVID antar Yogyakarta masuk Top 21 inovasi penanganan COVID-19



“Saat makan bersama masih mengobrol panjang lebar, terkadang sambil merokok. Ini tentu tidak baik karena meningkatkan risiko penularan virus,” katanya.


Upaya pencegahan lain yang juga dilakukan adalah dengan membagikan 174 paket disinfektan ke kampung dan kampung tangguh bencana untuk penyemprotan di wilayah.


“Jika ada kasus positif di wilayah, maka BPBD yang akan turun untuk melakukan penyemprotan disinfektan karena petugas harus mengenakan pelindung diri lengkap dengan konsentrasi disinfektan yang berbeda,” katanya.


Penegakan aturan protokol kesehatan, lanjut Octo, juga masih dilakukan dengan patroli disiplin dengan menggandeng koramil dan polsek setempat.


Berdasarkan data corona.jogjakota.go.id, hingga Minggu (29/11) terdapat 190 kasus aktif COVID-19 di Kota Yogyakarta, 610 pasien sembuh, dan 38 pasien meninggal dunia.

Baca juga: Kantor Dinsos Yogya ditutup sementara setelah muncul kasus COVID-19

Baca juga: Karyawati positif COVID-19, swalayan di Bogor tutup sementara