Banjarbaru (ANTARA News) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan, Nurul Sabah, mengatakan, cukup banyak warga kota itu yang menolak di sensus saat petugas sensus datang ke rumah mereka.

"Laporan yang kami terima dari petugas cacah lapangan, cukup banyak warga yang menolak disensus sehingga kondisi itu cukup menyulitkan petugas yang menjalankan tugasnya di lapangan," ujarnya di Banjarbaru, Jum`at.

Menurut dia, alasan warga yang menolak disensus bermacam-macam dan disampaikan dengan beragam cara mulai dari yang mengaku sibuk dan tidak mau diganggu hingga ada yang tegas menolak dengan dalih sensus tidak ada gunanya.

"Ada warga yang menolak petugas dengan alasan sibuk dan tidak punya waktu untuk disensus, didatangi pagi hari tidak bisa dan berjanji siang, tetapi saat didatangi siang malah menolak dengan alasan masih sibuk," ungkapnya.

Selain menolak dengan alasan sibuk, ujar Nurul didampingi stafnya juga bertugas melakukan sensus, ada pula warga yang secara tegas menolak disensus karena menilai sensus penduduk yang dilakukan tidak ada gunanya.

"Mereka yang tegas menolak itu menyatakan sensus tidak membawa perubahan apa-apa sehingga tidak ada gunanya dilakukan sensus," ucap dia yang dibenarkan stafnya tersebut.

Dikatakan, menghadapi sikap sejumlah warga yang menolak kedatangan petugas sensus itu, tetap tidak menyurutkan upaya petugas mendapatkan data dan informasi warga bersangkutan sehingga mereka tetap berupaya menemuinya.

Cara yang ditempuh adalah meminta bantuan Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat dan meminta didampingi menemui warga bersangkutan untuk mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan dalam dokumen sensus yang harus diisi.

"Seluruh warga harus di sensus sehingga jika ada yang menolak, petugas meminta bantuan Ketua RT untuk mendampingi agar data-data dan informasi yang dibutuhkan bisa terpenuhi," ujar dia.

Lebih lanjut ia mengatakan, sikap warga yang menolak kedatangan petugas sensus melakukan pencacahan itu, meski pun tidak menghambat proses sensus tetapi cukup mengganggu kelancaran petugas menjalankan tugasnya melakukan pencacahan.

"Sejauh ini memang tidak menghambat proses sensus, tetapi kami mengharapkan warga mau terbuka dan menyambut kedatangan petugas sehingga bisa lancar menjalankan tugasnya menggali data dan informasi yang dibutuhkan," katanya.

Kendala lain yang dihadapi petugas di lapangan adalah sulitnya menemui pemilik rumah karena rumahnya dalam keadaan kosong ditinggal bekerja atau hanya ada pembantu sehingga petugas tidak bisa memintai data dan informasi secara detail.

Sementara itu, dari data rumah tangga yang telah didaftar petugas pada saat pendaftaran di bulan April lalu, terdapat sebanyak 54.352 rumah tangga dengan jumlah jiwa yang disensus diperkirakan mencapai 193.377 jiwa.

Hingga saat ini, proses pencacahan lengkap yang dilakukan BPS Banjarbaru dibantu 420 petugas cacah lapangan (PCL) terus berlangsung dan sesuai target waktu yang ditetapkan, pencacahan selesai sebelum akhir bulan Mei. (Ant/K004)