Gandeng ahli, SKK Migas-PetroChina promosikan ekowisata Sukorejo-Jambi
29 November 2020 11:41 WIB
Rombongan pelaku dan ahli pariwisata Provinsi Jambi tengah berkunjung ke Rumah Bonsai Tambi Trubus yang merupakan salah satu titik wisata di kawan ekowisata Sukorejo Desa Mekarjaya, Kecamatan Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Minggu (29/11/2020). (FOTO ANTARA/Syarif Abdullah)
Kualatungkal, Jambi (ANTARA) - SKK Migas-PetroChina bersama Dinas Pariwisata dan Pemuda Olahraga Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Provinsi Jambi menggandeng pemangku kepentingan pariwisata untuk memromosikan kawasan ekowisata Sukorejo, di Desa Mekarjaya, Kecamatan Betara.
"Pandemi COVID-19 tidak boleh menghentikan upaya-upaya pemberdayaan potensi pariwisata dan ekonomi daerah, semua harus bangkit bersama. Termasuk para pelaku wisata di ekowisata Sukorejo Desa Mekarjaya ini yang harus tetap mempertahankan eksistensinya, " kata pendamping CSR dari PetroChina International Jabung Ltd Ade Jermains Zebua disela-sela kegiatan kunjungan para ahli dan pelaku bisnis pariwisata di ekowisata Sukorejo, Tanjabbar, Sabtu.
Pemangku kepentingan yang digandeng dalam kegiatan promosi itu adalah Asosiasi Industri Travel, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia Provinsi Jambi, Genpi serta yang lainnya.
Kegiatan kunjungan para ahli dan pelaku bisnis pariwisata tersebut berlangusung selama dua hari (28-29/11) 2020, diisi dengan kegiatan diskusi wisata dan melakukan wisata "gowes" mengunjungi delapan titik lokasi wisata di Ekowisata Sukorejo.
Pada hari pertama, ikut dalam kegiatan itu Kepala Dinas Pariwisata dan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanjabbar Oto Riyadi, Ketua PHRI Jambi Yudhi Irwanda Gani, perwakilan APPTI, Genpi dan travel agen.
Dari kunjungan tersebut, para ahli paririsata itu memberikan kritik, saran serta berdialog langsung dengan pengelola lokawi wisata, masyarakat dan juga kelompok sadar wisata di daerah itu.
Delapan titik wisata di kawasan ekowisata tersebut bisa ditempuh sambil berolahraga sepeda atau gowes. Start dari Gerai UMKM Mekarjaya kemudian singgah di Rumah Bonsai Tambin Trubus, tempat budidaya pasca panen kopi Paristo, Pengelolaan pasca panen Sri Utomo II, lokasi kopi "Luwak Kembar Alami pak Supadi, pembibitan kopi liberika dan Galery Seni Lukis "Syauki Art".
"Perjalanan dengan sepeda cukup asyik, selain di jalan raya kita disuguhi jalan menembus kebun kopi," kata Ketua PHRI Jambi Yudhi Irwanda Gani.
Dengan transit selama 10 menit di setiap titik, para pengunjung sudah bisa menikmati suasana dan juga hidangan kopi liberika serta jahe merah hasil tanaman petani setempat di lahan gambut.
Selain menikmati hidangan kopi dan jahe merah, pengunjung juga bisa mendapatkan spot untuk berswafoto, termasuk spot foto unik di Galeri Syauki Art yang dikelola oleh Muhammad Irfan.
"Galery Syauki yang dikelola Pak Fanny ini menarik, karena banyak spot foto dengan latar lukisan yang hidup. Cukup menarik. Selain itu juga ada permainan catur ukuran besar," kata Herman dari APPTI Jambi.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanjabbar Oto Riyadi menyebutkan kegiatan kunjungan pelaku pariwisata ke destinasi wisata ekowisata Sukorejo tersebut sangat strategis.
Ia berharap potensi yang ada bisa ditangkap dan dipromosikan kepada masyarakat.
"Dari pertemuan ini juga, kita ada beberapa masukan dan rencana untuk 2021. Kami terus berusaha bangkit dan keluar dari ketebatasan gerak di tengah pandemi ini. Kami tidak ingin apa yang sudah dirintis oleh teman-teman penggerak pariwisata di Tanjabbar ini terhenti, sehingga kami dukung terus," katanya.
Baca juga: Siapkan wisata, sarang burung manyar raksasa hadir di Lubuk Penyengat
Baca juga: Gugus Tugas COVID-19 Tanjabbar uji swab 238 karyawan PetroChina
Baca juga: Kawasan Candi Muara Jambi menunggu dibuka di awal "new normal"
Baca juga: Tahun 2020, 19 desa di Kabupaten Tanjabbar akan dialiri listrik
"Pandemi COVID-19 tidak boleh menghentikan upaya-upaya pemberdayaan potensi pariwisata dan ekonomi daerah, semua harus bangkit bersama. Termasuk para pelaku wisata di ekowisata Sukorejo Desa Mekarjaya ini yang harus tetap mempertahankan eksistensinya, " kata pendamping CSR dari PetroChina International Jabung Ltd Ade Jermains Zebua disela-sela kegiatan kunjungan para ahli dan pelaku bisnis pariwisata di ekowisata Sukorejo, Tanjabbar, Sabtu.
Pemangku kepentingan yang digandeng dalam kegiatan promosi itu adalah Asosiasi Industri Travel, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia Provinsi Jambi, Genpi serta yang lainnya.
Kegiatan kunjungan para ahli dan pelaku bisnis pariwisata tersebut berlangusung selama dua hari (28-29/11) 2020, diisi dengan kegiatan diskusi wisata dan melakukan wisata "gowes" mengunjungi delapan titik lokasi wisata di Ekowisata Sukorejo.
Pada hari pertama, ikut dalam kegiatan itu Kepala Dinas Pariwisata dan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanjabbar Oto Riyadi, Ketua PHRI Jambi Yudhi Irwanda Gani, perwakilan APPTI, Genpi dan travel agen.
Dari kunjungan tersebut, para ahli paririsata itu memberikan kritik, saran serta berdialog langsung dengan pengelola lokawi wisata, masyarakat dan juga kelompok sadar wisata di daerah itu.
Delapan titik wisata di kawasan ekowisata tersebut bisa ditempuh sambil berolahraga sepeda atau gowes. Start dari Gerai UMKM Mekarjaya kemudian singgah di Rumah Bonsai Tambin Trubus, tempat budidaya pasca panen kopi Paristo, Pengelolaan pasca panen Sri Utomo II, lokasi kopi "Luwak Kembar Alami pak Supadi, pembibitan kopi liberika dan Galery Seni Lukis "Syauki Art".
"Perjalanan dengan sepeda cukup asyik, selain di jalan raya kita disuguhi jalan menembus kebun kopi," kata Ketua PHRI Jambi Yudhi Irwanda Gani.
Dengan transit selama 10 menit di setiap titik, para pengunjung sudah bisa menikmati suasana dan juga hidangan kopi liberika serta jahe merah hasil tanaman petani setempat di lahan gambut.
Selain menikmati hidangan kopi dan jahe merah, pengunjung juga bisa mendapatkan spot untuk berswafoto, termasuk spot foto unik di Galeri Syauki Art yang dikelola oleh Muhammad Irfan.
"Galery Syauki yang dikelola Pak Fanny ini menarik, karena banyak spot foto dengan latar lukisan yang hidup. Cukup menarik. Selain itu juga ada permainan catur ukuran besar," kata Herman dari APPTI Jambi.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanjabbar Oto Riyadi menyebutkan kegiatan kunjungan pelaku pariwisata ke destinasi wisata ekowisata Sukorejo tersebut sangat strategis.
Ia berharap potensi yang ada bisa ditangkap dan dipromosikan kepada masyarakat.
"Dari pertemuan ini juga, kita ada beberapa masukan dan rencana untuk 2021. Kami terus berusaha bangkit dan keluar dari ketebatasan gerak di tengah pandemi ini. Kami tidak ingin apa yang sudah dirintis oleh teman-teman penggerak pariwisata di Tanjabbar ini terhenti, sehingga kami dukung terus," katanya.
Baca juga: Siapkan wisata, sarang burung manyar raksasa hadir di Lubuk Penyengat
Baca juga: Gugus Tugas COVID-19 Tanjabbar uji swab 238 karyawan PetroChina
Baca juga: Kawasan Candi Muara Jambi menunggu dibuka di awal "new normal"
Baca juga: Tahun 2020, 19 desa di Kabupaten Tanjabbar akan dialiri listrik
Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020
Tags: