"Sungguh tindakan yang biadab dan tidak berperikemanusiaan. Aparat keamanan harus segera mengusut kasus ini dan menemukan pelaku-nya," kata Juru Bicara DPP PSI, Nanang Priyo Utomo, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
PSI meminta semua pihak untuk tetap tenang dan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus tersebut ke aparat hukum atas kejadian teror tersebut.
Baca juga: MUI Sulteng prihatin atas aksi pembantaian oleh terduga MIT di Sigi
Baca juga: PB Alkhairaat kecam pembantaian satu keluarga oleh terduga MIT di Sigi
"Serahkan ke aparat hukum. Kita percaya pelaku akan diganjar hukuman seadil-adilnya atas perbuatan keji mereka," kata Nanang yang merupakan alumni Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) itu.Baca juga: MUI Sulteng prihatin atas aksi pembantaian oleh terduga MIT di Sigi
Baca juga: PB Alkhairaat kecam pembantaian satu keluarga oleh terduga MIT di Sigi
Pada teror Jumat 27 November tersebut, Gereja Pos Pelayanan Lewonu Lembantongoa dibakar, selain itu 6 rumah jemaat juga ikut dibakar. Sementara, 4 anggota jemaat dibunuh dengan cara yang sangat biadab.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor Sigi AKBP Yoga Priyahutama menduga pelaku kekerasan menyebabkan korban jiwa adalah kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.
"Terindikasi seperti itu ada kemiripan dari saksi-saksi yang melihat langsung saat kejadian yang kami konfirmasi dengan foto-foto (DPO MIT Poso) ada kemiripan. Terindikasi," ujar Kapolres Sigi AKBP Yoga Priyahutama.
Kapolres mengatakan situasi terakhir kondusif, bahkan anggota Brimob, polres, dan dari satgas telah melakukan trauma healing agar jangan sampai warga ketakutan terkait dengan kejadian tersebut.
Ia mengatakan bahwa Satgas Operasi Tinombala saat ini sedang mengejar terduga pelaku.
Baca juga: GP Ansor kutuk aksi biadab pembunuhan dan pembakaran rumah
Baca juga: Komnas HAM Sulteng turut prihatin tindakan kejahatan kekerasan di Sigi
Baca juga: GP Ansor kutuk aksi biadab pembunuhan dan pembakaran rumah
Baca juga: Komnas HAM Sulteng turut prihatin tindakan kejahatan kekerasan di Sigi