Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Darmin Nasution, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun diperkirakan bisa mencapai 6 persen, meski ada gejolak ekonomi dunia yang terjadi di wilayah Eropa.

"Kita sih berharap (di atas 5,8 persen). Bukan tidak mungkin ke arah 6 persen," kata Pejabat Sementara Gubernur Bank Indonesia itu di Kantor Presiden Jakarta, Rabu.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi kwartal pertama yang mencapai 5,7 persen sudah sesuai dengan perkiraan Bank Indonesia, artinya gejolak perekonomian di Eropa tidak terlalu mempengaruhi pertumbuhan di Indonesia.

Dikatakannya, gejolak ekonomi yang melanda Yunani akan segera dapat diatasi, sehingga pengaruhnya terhadap perekonomian dunia dan Indonesia tidak akan terlalu besar.

BPS pada triwulan I-2010 mencatat pertumbuhan 5,7 persen dibanding triwulan I-2009.

Dengan pertumbuhan itu, Badan Pusat Statistik optimistis nominal produk domestik bruto pada akhir tahun 2010 akan melampaui asumsi pemerintah sebesar Rp 6.254 triliun.

Pemerintah dalam APBN 2010 menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8 persen.

Perekonomian Indonesia juga dilaporkan tumbuh 1,9 persen dibandingkan dengan triwulan terakhir 2009.

Faktor pendorong utama ialah sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang tumbuh 9,3 persen. Ini jarang terjadi karena biasanya pendorong utama perekonomian adalah sektor pertanian, kali ini sektor pertanian tumbuh 2,9 persen.

Terlewatinya sektor pertanian sebagai kontributor utama pertumbuhan disebabkan berubahnya musim tanam tahun 2010.

Dibandingkan dengan triwulan I-2009, panen raya terjadi hingga Maret 2009. Tahun ini, panen raya masih terbagi dan tertunda hingga April dan Mei 2010.
(D012/B010)