PBB, New York (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon mengutuk keras gelombang aksi pemboman dan berbagai serangan lainnya oleh teroris di Irak yang menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai ratusan lainnya, sebagian besar penduduk sipil.

"Perserikatan Bangsa-Bangsa bersatu dengan rakyat Irak dalam menghadapi aksi-aksi yang tidak bisa dibenarkan ini," kata Juru Bicara Sekjen PBB, Martin Nesirky, di Markas Besar PBB, New York, Selasa.

Menurut laporan media, kota Hilla di Irak bagian tengah menjadi salah satu wilayah yang paling berdarah ketika dua bom meledak dan mengenai para pekerja sebuah pabrik tekstil.

Korban tewas kembali berjatuhan ketika aksi bom bunuh diri terjadi di kota yang sama hingga menewaskan puluhan penduduk lainnya.

Sementara itu, menurut AFP, secara keseluruhan gelombang serangan hari Senin di berbagai wilayah di Irak telah menewaskan 102 orang serta dan melukai sekitar 350 orang hingga menjadikan hari Senin (10/5) sebagai hari paling berdarah di negeri itu tahun ini.

Gelombang serangan juga terjadi saat Irak bergerak mendekati pembentukan pemerintah, yaitu dua bulan setelah dilakukannya pemilihan umum penting sementara tentara tempur AS akan meninggalkan Irak pada 31 Agustus mendatang.

Menurut laporan, serangan paling mematikan yang terjadi pada hari Senin adalah dua bom bunuh diri yang meledak hampir bersamaan di tempat parkir pabrik tekstil di Hilla ketika para pekerja sedang naik ke bus yang membawa mereka pulang bekerja.

Dua pemboman itu tak lama kemudian diikuti dengan pemboman menggunakan mobil.

Bom keempat meledak satu jam kemudian di kota yang sama ketika para pekerja tanggap darurat sedang merawat para korban.

Di hari yang sama, tiga bom dari mobil diledakkan di dua pasar di kota pelabuhan Basra di Irak selatan sementara Baghdad, yaitu ibukota Irak, sebelumnya dihujani tembakan senjata otomatis oleh beberapa orang.

Penembakan itu dilancarkan terhadap enam pos pemeriksaan polisi atau militer di bagian timur dan barat Baghdad hingga menewaskan tujuh orang.

Tiga pemboman mobil juga terjadi di Baghad bagian selatan dan barat dan menewaskan dua polisi sementara dua serangan bom di dekat masjid Suwayrah --sekitar 60 kilometer di tenggara Baghdad, menewaskan 11 orang dan melukai 70 lainnya.

Sementara itu, 12 warga lainnya tewas dalam beberapa serangan terpisah di wilayah sekitar bekas markas gerilyawan Sunni Fallujah di Baghdad bagian barat.

Menurut juru bicara pasukan keamanan di Baghdad Mayor Jenderal Qassim Atta, serangan yang terjadi sepanjang Senin jumlahnya mencapai 20 insiden.

Jumlah korban tewas yang disebabkan gelombang pemboman dan serangan hari Senin adalah yang tertinggi sejak 8 Desember 2009. Pada akhir 2009 itu, 127 orang tewas dalam lima ledakan bom mobil di Baghdad.
(K-TNY/A038)