Menteri BUMN: Pengembangan wisata medis dimulai di Bali
27 November 2020 13:09 WIB
Dokumentasi - Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) berbincang dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil (kiri), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio (kedua kanan) dan Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Doso Agung (kanan) saat meninjau rencana pengembangan Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Jumat (14/2/2020). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym/nz.
Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pemerintah akan memulai pengembangan wisata medis di Bali.
Erick menjelaskan pihaknya juga telah mendapatkan respons dari salah satu perusahaan Jepang yang memiliki banyak saham di banyak rumah sakit internasional di Asia Tenggara.
"Kita punya tanah di Bali, itu 49 hektare, itu kita ingin upgrade menjadi fasilitas tourism. Kemarin responsnya sangat bagus dari Mitsui, Jepang. Mitsui ini yang banyak memiliki saham di banyak rumah sakit di Asia Tenggara," jelas Erick dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Pengembangan Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Luhut: perlu ketenangan dan kedamaian untuk jual pariwisata Indonesia
Erick pun meminta investasi rumah sakit di Bali tidak menggunakan merek dari Singapura atau Malaysia.
Ia mengaku meminta penggunaan merek sendiri dari dalam negeri, namun tetap dengan standar kelas dunia.
"Saya bilang ke Mitsui, saya tidak mau pakai merek Singapura atau merek Malaysia. Kita mau pakai merek kita, tetapi world class. Di sinilah sudah akan ada peninjauan dari mereka," katanya.
Baca juga: DPP Asita harapkan Bali "tancap gas" untuk pemulihan pariwisata
Erick berharap pengembangan wisata medis di dalam negeri bisa mengurangi kunjungan masyarakat Indonesia keluar negeri untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
"Dan ini yang kita mau gali, potensi baru di Bali. Kita akan coba dan ini bisa jadi titik-titik baru health tourism (wisata medis) di beberapa tempat. Tapi kita akan coba di sini (Bali) dulu," ujarnya.
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dalam rakornas yang sama, mengungkapkan pemerintah ingin mendorong perbaikan fasilitas kesehatan sekaligus mendorong wisata medis potensinya bisa dimanfaatkan.
Baca juga: Menteri BUMN pastikan pengelolaan SWF transparan dan akuntabel
Salah satu upaya dalam mendorong wisata medis, yakni dengan membuka rumah sakit internasional hingga mendatangkan tenaga medis ahli dari luar negeri.
"Kesehatan, kita perbaiki sekarang. Kita akan buka rumah sakit internasional di Bali. Saya kira Menteri BUMN sedang kerja keras. Ada mungkin Mayo Clinic, John Hopkins, atau mungkin tiga atau empat hospital yang mungkin nanti (buka) di Bali, Jakarta dan di Medan," katanya.
Erick menjelaskan pihaknya juga telah mendapatkan respons dari salah satu perusahaan Jepang yang memiliki banyak saham di banyak rumah sakit internasional di Asia Tenggara.
"Kita punya tanah di Bali, itu 49 hektare, itu kita ingin upgrade menjadi fasilitas tourism. Kemarin responsnya sangat bagus dari Mitsui, Jepang. Mitsui ini yang banyak memiliki saham di banyak rumah sakit di Asia Tenggara," jelas Erick dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Pengembangan Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Luhut: perlu ketenangan dan kedamaian untuk jual pariwisata Indonesia
Erick pun meminta investasi rumah sakit di Bali tidak menggunakan merek dari Singapura atau Malaysia.
Ia mengaku meminta penggunaan merek sendiri dari dalam negeri, namun tetap dengan standar kelas dunia.
"Saya bilang ke Mitsui, saya tidak mau pakai merek Singapura atau merek Malaysia. Kita mau pakai merek kita, tetapi world class. Di sinilah sudah akan ada peninjauan dari mereka," katanya.
Baca juga: DPP Asita harapkan Bali "tancap gas" untuk pemulihan pariwisata
Erick berharap pengembangan wisata medis di dalam negeri bisa mengurangi kunjungan masyarakat Indonesia keluar negeri untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
"Dan ini yang kita mau gali, potensi baru di Bali. Kita akan coba dan ini bisa jadi titik-titik baru health tourism (wisata medis) di beberapa tempat. Tapi kita akan coba di sini (Bali) dulu," ujarnya.
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dalam rakornas yang sama, mengungkapkan pemerintah ingin mendorong perbaikan fasilitas kesehatan sekaligus mendorong wisata medis potensinya bisa dimanfaatkan.
Baca juga: Menteri BUMN pastikan pengelolaan SWF transparan dan akuntabel
Salah satu upaya dalam mendorong wisata medis, yakni dengan membuka rumah sakit internasional hingga mendatangkan tenaga medis ahli dari luar negeri.
"Kesehatan, kita perbaiki sekarang. Kita akan buka rumah sakit internasional di Bali. Saya kira Menteri BUMN sedang kerja keras. Ada mungkin Mayo Clinic, John Hopkins, atau mungkin tiga atau empat hospital yang mungkin nanti (buka) di Bali, Jakarta dan di Medan," katanya.
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020
Tags: