Tanjung Selor (ANTARA) - Pemprov Kalimantan Utara bekerja sama dengan Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) lembaga internasional milik pemerintah Jerman, dan PT Hatfield Indonesia (PTHI) mengembangkan hutan mangrove kawasan Delta Kayan Sembakung (DKS) seluas 842.321,8 hektare.

"Saat ini sedang dilakukan penyusunan rencana strategis dan revlitalisasi kawasan DKS yang bertujuan mewujudkan kawasan DKS sebagai agromina berbasis ekoregion yang berdaya saing, inklusif dan berkelanjutan," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda-Litbang) Risdianto di Tanjung Selor, Jumat.

DKS merupakan kawasan strategis provinsi Kaltara yang menbentang di Kabupaten Bulungan, Tana Tidung, Nunukan dan Kota Tarakan serta sedikit bagian di Malinau.

Kerja sama meliputi penyusunan zonasi kawasan berbasis potensi dan daya dukung lingkungan, mewujudkan tata kelola dan sistem akses sumberdaya yang inklusif dan berkeadilan bagi masyarakat lokal.

Selanjutnya, mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif berbasis pedesaan yang memiliki keunggulan sistem produksi perikanan, pertanian, perkebunan, kehutanan, dan wisata atau jasa lingkungan.

"DKS memiliki potensi sumber daya alam luar biasa, utamanya pada wilayah perairan dan kawasan mangrove. Selain ekonomi, potensi besar yang menjadi perhatian dunia adalah potensi keanekaragaman hayati atau "biodiversity" luar biasa di DK," ujar Risdianto.

Kaltara pada Agustus 2016 masuk menjadi anggota baru Governor’s Climate and Forests (GCF) Task Force atau Satuan Tugas Gubernur untuk Iklim dan Hutan.

GIZ sendiri telah menjajaki kerja sama dengan Pemprov Kaltara sejak tahun 2018.

Kaltara berkomitmen dalam rangka pelestarian lingkungan dan mengatasi pemanasan global dan mereduksi gejala perubahan iklim.

Sejarahnya, kawasan DKS telah menjadi pusat pertumbuhan ekonomi utama di Kalimantan sejak sebelum masa kemerdekaan.

Berlanjut pada 1950, yakni masa pemberian izin konsesi hutan pada perusahaan logging sekala kecil, kemudian beralih ke skala logging yang lebih besar dan kegiatan ekstraktif seperti tambang pada 1970 hingga sekarang.

Sementara itu, pembukaan lahan menjadi tambak terjadi sejak 1991 tercatat 15.870 Ha, proses ini terus berjalan hingga menjadi 10 kalinya pada 2016 (149.958 Ha).

Dalam lingkup regional, sektor perikanan tambak di Provinsi Kaltara memberikan kontribusi yang paling tinggi, di mana beberapa produk yang dihasilkan, antara lain udang windu, kepiting, ikan, bandeng dan mujair.

Seiring waktu, DKS yang awalnya merupakan kawasan ekonomi dengan produksi hasil perikanan yang besar, sekarang mulai mengalami penurunan produksi baik secara kuantitas maupun kualitas.

Pada 2013, DKS mampu menghasilkan nilai ekonomi Rp45 triliun dan pada 2014 turun menjadi Rp32,5 triliun sehingga perlu sebuah renstra dan revitalisasi kawasan.

GIZ adalah lembaga internasional milik pemerintah federal Jerman yang beroperasi di berbagai bidang pada sekitar 130 negara yang umumnya bekerja sama dengan pemerintah negara, lembaga negara, dan sektor swasta.

GIZ sering beroperasi atas nama Kementerian Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi Federal (BMZ).

Klien lainnya adalah departemen pemerintah, donor internasional seperti Uni Eropa, Bank Dunia, atau Perserikatan Bangsa-Bangsa, negara mitra, dan sektor swasta.

Kerja sama dengan perusahaan swasta adalah bidang baru yang bertujuan menciptakan pembangunan berkelanjutan
Baca juga: Warga tanam mangrove dengan teknik klaster di perairan Nusakambangan
Baca juga: Pusat pembibitan mangrove seluas 1 hektare segera dibangun di Mempawah