Menteri PPPA: Upaya pencegahan KDRT harus libatkan generasi muda
27 November 2020 09:30 WIB
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspyoga dalam acara Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Sejak Dini kepada generasi muda di Kota Banda Aceh, Aceh, Kamis (26/11/2020). ANTARA/HO-Humas Kemen PPPA/am.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga mengatakan bahwa upaya pencegahan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) harus melibatkan generasi muda.
Dalam siaran pers kementerian yang diterima di Jakarta, Jumat, dia menekankan pentingnya peran generasi muda dalam upaya pencegahan KDRT sejak dini.
"Semakin cepat generasi muda mengenali potensi KDRT, semakin siap mereka menghindarinya. Peningkatan keterampilan bagi perempuan juga diperlukan agar mereka dapat memiliki akses, peran, kendali, dan manfaat yang sama dengan laki-laki atas hasil pembangunan," katanya.
Menurut dia, upaya pencegahan KDRT lebih efektif dilakukan sejak dini dengan melibatkan generasi muda.
"Penanganan KDRT pada pasangan yang sudah menikah akan lebih sulit dan memerlukan waktu, biaya, serta pengorbanan lebih banyak. Selain itu, terdapat dampak yang ditimbulkan dari KDRT, berupa fisik maupun psikologis yang sangat besar," tuturnya.
Bintang mengemukakan bahwa masalah kekerasan dalam rumah tangga sangat kompleks dan banyak faktor penyebabnya. Penanganannya membutuhkan sinergi dari banyak pihak.
"Karena itu, saya mengajak seluruh pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, dunia usaha, media massa, dan masyarakat luas berupaya maksimal menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak," katanya.
Baca juga:
KDRT meningkat saat pandemi bisa akibat faktor ekonomi, kata psikolog
Peradi-Pemkot Yogyakarta lanjutkan kerja sama bantu korban KDRT
Dalam siaran pers kementerian yang diterima di Jakarta, Jumat, dia menekankan pentingnya peran generasi muda dalam upaya pencegahan KDRT sejak dini.
"Semakin cepat generasi muda mengenali potensi KDRT, semakin siap mereka menghindarinya. Peningkatan keterampilan bagi perempuan juga diperlukan agar mereka dapat memiliki akses, peran, kendali, dan manfaat yang sama dengan laki-laki atas hasil pembangunan," katanya.
Menurut dia, upaya pencegahan KDRT lebih efektif dilakukan sejak dini dengan melibatkan generasi muda.
"Penanganan KDRT pada pasangan yang sudah menikah akan lebih sulit dan memerlukan waktu, biaya, serta pengorbanan lebih banyak. Selain itu, terdapat dampak yang ditimbulkan dari KDRT, berupa fisik maupun psikologis yang sangat besar," tuturnya.
Bintang mengemukakan bahwa masalah kekerasan dalam rumah tangga sangat kompleks dan banyak faktor penyebabnya. Penanganannya membutuhkan sinergi dari banyak pihak.
"Karena itu, saya mengajak seluruh pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, dunia usaha, media massa, dan masyarakat luas berupaya maksimal menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak," katanya.
Baca juga:
KDRT meningkat saat pandemi bisa akibat faktor ekonomi, kata psikolog
Peradi-Pemkot Yogyakarta lanjutkan kerja sama bantu korban KDRT
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020
Tags: