Jakarta (ANTARA) - Permintaan terhadap produk fesyen di masyarakat dinilai masih cukup tinggi meskipun pandemi virus corona belum menunjukkan tanda-tanda berlalu dari tanah air.
Menurut pelaku industri fesyen, masih tingginya permintaan produk pakaian tersebut karena sejumlah kalangan sudah memulai kegiatannya seperti bekerja di kantor.
"Bahkan permintaan produk sebagai seserahan belakangan ini pun meningkat," ujar Resti Ghita selaku Brand Manager Elizabeth melalui keterangannya di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Desainer lokal bisa kreasikan wastra jadi fesyen berkelanjutan di ISEF
Oleh karena itu, lanjutnya, untuk dapat terus menggairahkan perputaran ekonomi di kondisi sekarang, pihaknya menggelar ajang Elizabeth Black Friday Big Sale.
Masyarakat tetap bisa berbelanja tas, baju, sepatu atau aksesoris lainnya dengan tetap menjalankan protokol kesehatan.
"Kapasitas toko kita batasi, cek suhu, memakai masker dan cuci tangan sebelum masuk toko pun menjadi syarat wajib masyarakat yang ingin berbelanja di Elizabeth," ujarnya.
Bahkan untuk masyarakat yang masih ragu untuk datang ke toko, bisa memesan melalu aplikasi WhatsApp.
Reti menjelaskan Black Friday merupakan perayaan promo besar-besaran yang pertama kali diadakan di Amerika Serikat sebagai permulaan sebelum memasuki promo Natal, di hari dimana orang - orang akan berbondong – bondong untuk berbelanja.
Black Friday telah menjadi salah satu hari berbelanja terbesar di dunia sejak 2012 dan berlanjut hingga saat ini.
Di Indonesia, tren Black Friday berkembang akhir – akhir ini, hampir semua toko online dan offline menawarkan diskon besar – besaran untuk merayakan Black Friday.
Baca juga: Bergaya dengan wastra Nusantara lewat kolaborasi perancang dan UMKM
Baca juga: TikTok dukung JFW 2021, kolaborasikan fesyen dengan teknologi
Permintaan produk fesyen masih tinggi
26 November 2020 22:19 WIB
Produk fesyen di gerai penjualan. ANTARA/HO - Elizabeth.
Pewarta: Subagyo
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: