Jakarta (ANTARA) - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF menyiapkan anggaran sekitar Rp6 triliun kepada lembaga penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada 2021.

“Total butuh Rp25 triliun, sebanyak Rp6 triliun itu dari SMF dan sisanya dari pemerintah,” kata Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo dalam jumpa pers virtual pemaparan kinerja kuartal III-2020 di Jakarta, Kamis.

Ia optimistis tahun 2021 KPR program pemerintah seperti FLPP kinerjanya masih tetap kencang, terbukti dengan kenaikan target dari 102 ribu menjadi 157.500 unit rumah subsidi tahun depan.

Baca juga: Target FLPP 2021 naik, PUPR minta bank pelaksana kerja ekstra keras

Namun, lanjut dia, diperkirakan untuk segmentasi komersial menengah ke atas dan menengah ke bawah permintaannya tidak terlalu besar sebagai dampak lanjutan dari pandemi COVID-19.

“Jadi untuk KPR pemerintah mensubsidi tetap demand besar, tapi menengah ke atas berkurang. Harusnya ke depan properti menengah ke bawah itu bagus karena nanti kami bantu dari sisi suplai yaitu kredit konsumsi untuk perumahan MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah),” katanya.

Meski begitu, lanjut dia, untuk rencana kerja secara keseluruhan tahun 2021, pihaknya belum mau membeberkan detail karena masih akan dibahas dan akan dipublikasikan dalam waktu dekat.

Baca juga: KemenPUPR: Bank pelaksana FLPP telah bisa gunakan teken elektronik

SMF, kata dia, juga berencana masuk kepada pembiayaan konstruksi yang menyasar pengembang yang membangun perumahan MBR. Pengembang itu, lanjut dia, adalah pengembang yang sudah terdaftar di Kementerian PUPR.

“Besarnya berapa? Lagi kami hitung, harus disiapkan SOP, risk management, persetujuan OJK. Kami sedang siapkan karena mandatnya baru sebulan lalu,” katanya.

Baca juga: OJK paparkan kinerja intermediasi sektor jasa keuangan Oktober 2020