Jakarta (ANTARA News) - PT Jamsostek merencanakan memberikan bantuan Rp500.000 secara cuma-cuma untuk pembiayaan surat menyurat bagi setiap pinjaman uang muka perumahan (PUMP) yang disetujui.

Dirut PT Jamsostek Hotbonar Sinaga ketika di hubungi di Jakarta, Sabtu, mengatakan bantuan Rp500.000 itu cuma-cuma untuk meringankan beban pekerja yang ingin membeli rumah secara mencicil melalui program PUMP.

Dijelaskannya, pekerja bisa mendapatkan pinjaman Rp20 juta dengan bunga 6 persen. "Untuk meringankan beban administrasi maka kami berikan bantuan cuma-cuma sebesar Rp500.000 untuk setiap usulan PUMP yang disetujui," kata Hotbonar.

Ketika ditanya bila program tersebut dilaksanakan, Hotbonar mengatakan secara prinsip program itu sudah disetujui tetapi ada sejumlah urusan administrasi yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Dia berharap dalam waktu dekat program tersebut akan dilaksanakan secara merata.

BUMN itu menargetkan realisasi PUMP sebesar Rp105 miliar pada 2010. Penyalurannya dilakukan melalui kerja sana dengan perbankan. Pada tahun 2009 jumlah PUMP yang disalurkan mencapai Rp101 miliar.

Tidak tertutup kemungkinan tambahan alokasi dana antara Rp5 miliar hingga Rp9 miliar bila minatnya meningkat.

Sebelumnya, Kepala Urusan Peningkatan Kesejahteraan Peserta Jamsostek Sonny Sumarsono, kepada pers mengatakan penyaluran PUMP untuk kredit pemilikan rumah (KPR) pada 2009 mencapai 8.379 unit rumah melalui perusahaan properti yang tergabung dalam Real Estat Indonesia (REI) dan Asosiasi Pengembang Rumah Seluruh Indonesia (Apersi).

Syarat mendapatkan PUMP, pekerja sudah terdaftar aktif minimal setahun dan mengajukan pinjaman uang muka maksimal Rp20 juta.

Hotbonar ketika ditanya tentang rencana pemberian bantuan kredit kepemilikan rumah yang sudah direncana setahun lalu, mengatakan rencana tersebut masih dalam tahap pembahasan. Pekerja yang berhak mendapat pinjaman tersebut berupah minimal Rp5 juta per bulan.

Besaran bantuan masih dalam tahap pembahasan. Tahun lalu, dikatakan besaran bantuan maksimal Rp75 juta.

"Bunga yang kita berikan tetap 6 persen, sama dengan program PUMP, sedangkan selisihnya akan diambil dari dana CSR kita," kata Hotbonar.

CSR itu untuk mensubsidi selisih bunga yang ditetapkan perbankan dengan kisaran bantuan plus 2, 3 hingga 4 persen. "Permasalahannya, dana CSR terbatas sehingga bantuannya pun akan terbatas pula," kata Hotbonar.

Karena itu, dia menyatakan program bantuan kredit kepemilikan rumah itu memerlukan waktu untuk merealisasikannya agar saat diluncurkan program oitu sudah melalui pembahasan yang matang.

"Itu semua, program PUMP dengan bantuan gratis Rp500.000 dan kredit kepemilikan merupakan bentuk kepedulian kepada pekerja yang menjadi peserta Jamsostek. Kami ingin mengajak pekerja menjadi peserta Jamsostek karena manfaatnya, bukan sekadar pemenuhan kewajiban sebagaimana yang disyaratkan UU," demikian Hotbonar yang juga dosen Fakultas Ekonomi di Universitas Indonesia.

(T.E007/R009)