Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha membantah adanya kesepakatan atau deal politik antara Bank Dunia dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenai penunjukan Sri Mulyani sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia.

"Jadi tidak benar ada deal politik atau deal antara Presiden SBY dengan presiden bank dunia soal posisi bu Sri Mulyani," kata Julian usai mendampingi Presiden membuka Kongres Umat Islam di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Jumat.

Julian menegaskan, bahwa penunjukan sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia bukan perintah penugasan dari Presiden SBY, karena beberapa waktu sebelumnya pihak Bank Dunia yang memberi tahu dan meminta kepada Presiden SBY agar Sri Mulyani bisa menduduki posisi itu.

"Saya tahu memang ada surat dari Presiden Bank Dunia Robert Zoellick pada saat kita retreat di Tampak Siring untuk menanyakan kemungkinan nama Sri Mulyani dinominasikan untuk menjadi managing director di bank tersebut, itu adalah pembicaraan di tahap awalnya," katanya.

Menurut dia, permintaan dari Bank Dunia itu karena mereka menyadari sepenuhnya bahwa Sri Mulyani masih menjabat sebagai menkeu dan posisi ini dibutuhkan di Indonesia.

"Jadi kalau sekiranya memang tidak mungkin Sri Mulyani untuk menjadi managing director di World Bank maka ya mungkin mereka akan pertimbangkan lagi seleksi atau nominasi berikutnya," katanya.

Julian dalam kesempatan itu juga mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan lebih memilih calon dari kalangan profesional untuk mengganti posisi Menkeu Sri Mulyani Indrawati.

"Yang pasti adalah mungkin dari kelompok profesional dalam arti yang betul-betul mengerti di sektor keuangan yang nanti akan dipilih untuk menduduki posisi tersebut," katanya.

Dijelaskannya, pilihan dari kalangan profesional untuk posisi Menkeu karena Presiden melihat hal ini sangat penting dan strategis bagi pembangunan ekonomi nasional.
(D012/B010)

(T.D012/B/Z003/C/Z003) 07-05-2010 11:30:01