Bappenas: Kesehatan reproduksi untuk wujudkan SDM berkualitas
25 November 2020 11:45 WIB
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa. ANTARA/Muhammad Zulfikar.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan isu kesehatan reproduksi harus diberikan tempat untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing.
"Kesehatan reproduksi ini erat kaitannya dengan pencapaian target prioritas penurunan angka kematian ibu sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2020-2024," kata dia saat diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Selain itu, kesehatan reproduksi merupakan isu global yang dituangkan dalam tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs termasuk strategi PBB untuk kesehatan perempuan, anak dan remaja yang menargetkan pada 2030 menjamin akses kesehatan terhadap reproduksi.
Meskipun telah masuk ke dalam agenda SDGs dan strategi PBB, namun isu kesehatan reproduksi tak jarang masih sering dipandang sebelah mata dan belum berjalan secara menyeluruh.
Ia mengatakan masalah kesehatan reproduksi terjadi di beberapa tahapan kehidupan dan sering kali dipengaruhi kondisi sosial budaya masyarakat. Di sisi lain, akses kesehatan reproduksi yang berkualitas belum juga merata di seluruh wilayah.
"Kompleksitas ini yang menyebabkan penanganan kesehatan reproduksi harus dilakukan dengan multidisiplin dan multisektor," ujar dia.
Secara umum, kata Suharso, kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara fisik maupun mental dan tidak semata-mata bebas dari penyakit saja.
"Oleh karena itu, upaya kesehatan reproduksi harus komprehensif baik hal promotif, preventif kuratif maupun rehabilitatif," ujarnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof Sabarinah Prasetyo mengatakan kesehatan reproduksi menjadi salah satu kunci penting dalam pembangunan SDM terutama berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
"Kesehatan reproduksi ini jelas perlu ditingkatkan baik itu program, upaya dan kegiatannya agar derajat kesehatan menjadi lebih baik," katanya.
Baca juga: Menteri PPN ajak semua pihak lanjutkan pembangunan berkelanjutan
Baca juga: Kepala BKKBN: Kesehatan reproduksi bukan hanya perkara seksual
"Kesehatan reproduksi ini erat kaitannya dengan pencapaian target prioritas penurunan angka kematian ibu sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2020-2024," kata dia saat diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Selain itu, kesehatan reproduksi merupakan isu global yang dituangkan dalam tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs termasuk strategi PBB untuk kesehatan perempuan, anak dan remaja yang menargetkan pada 2030 menjamin akses kesehatan terhadap reproduksi.
Meskipun telah masuk ke dalam agenda SDGs dan strategi PBB, namun isu kesehatan reproduksi tak jarang masih sering dipandang sebelah mata dan belum berjalan secara menyeluruh.
Ia mengatakan masalah kesehatan reproduksi terjadi di beberapa tahapan kehidupan dan sering kali dipengaruhi kondisi sosial budaya masyarakat. Di sisi lain, akses kesehatan reproduksi yang berkualitas belum juga merata di seluruh wilayah.
"Kompleksitas ini yang menyebabkan penanganan kesehatan reproduksi harus dilakukan dengan multidisiplin dan multisektor," ujar dia.
Secara umum, kata Suharso, kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara fisik maupun mental dan tidak semata-mata bebas dari penyakit saja.
"Oleh karena itu, upaya kesehatan reproduksi harus komprehensif baik hal promotif, preventif kuratif maupun rehabilitatif," ujarnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof Sabarinah Prasetyo mengatakan kesehatan reproduksi menjadi salah satu kunci penting dalam pembangunan SDM terutama berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
"Kesehatan reproduksi ini jelas perlu ditingkatkan baik itu program, upaya dan kegiatannya agar derajat kesehatan menjadi lebih baik," katanya.
Baca juga: Menteri PPN ajak semua pihak lanjutkan pembangunan berkelanjutan
Baca juga: Kepala BKKBN: Kesehatan reproduksi bukan hanya perkara seksual
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020
Tags: