Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis sore makin terpuruk menjauhi level Rp9.250, karena faktor negatif dari eksternal maupun internal pasar.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar merosot 185 poin menjadi Rp9.265-Rp9.275 per dolar as dibandingkan penutupan hari sebelumnya Rp9.080-Rp9.090.

Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib menyatakan tekanan negatif sudah diduga sebelumnya sehingga rupiah terus terpuruk mendekati Rp9.300 per dolar.

Apabila tekanan pasar berlanjut, maka rupiah akan ada di level Rp9.300 per dolar AS di hari selanjutnya, katanya.

Rupiah merosot karena kekhawatiran pelaku pasar terhadap krisis keuangan di kawasan Eropa dan Amerika Serikat yang diperkirakan akan mulai menyebar.

Krisis keuangan di Eropa yang dimulai di Yunani kini mulai menyebar ke Portugal hingga Italia yang terus merembet ke Amerika Serikat, katanya.

Kondisi seperti ini akan merembet sehingga tekanan pasar terus negatif, sehingga rupiah yang sebelumnya sempat menyentuh angka di bawah Rp9.000 per dolar merosot hingga di atas Rp9.300 per dolar.

"Kami harapkan kondisi akan dapat diantisipasi oleh Bank Indonesia sehingga pelemahan rupiah tidak berlanjut," ucapnya.

Dia mengatakan, mundurnya Sri Mulyani Indrawati sebagai menteri keuangan, menbuat pengamat pemeringkat asing mulai memperhatikan kondisi politik dalam negeri Indonesia.

Para pengamat itu khawatir apakah kebijakan yang selama ini diterapkan di Indonesia akan berubah dan situasi politik yang cukup stabil mulai mengkeruh, katanya.

h-CS/AR09