Pengembangan ekonomi kreatif perlu dioptimalkan di sektor agroindustri
24 November 2020 20:33 WIB
Salah satu produk agroindustri Kota Bogor dipamerkan dalam pembukaan Festival of Agroindustry (FAO) 2019 di Mall Botani Square, Bogor, Minggu (22/9/2019). (M Fikri Setiawan)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf menginginkan kebijakan yang ada dapat mengembangkan aspek ekonomi kreatif di dalam sektor agroindustri yang dinilai banyak menyerap tenaga kerja di berbagai daerah terutama di kawasan pertanian.
"Ekonomi kreatif berkembang begitu pesat tetapi belum menyentuh sektor pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan. Padahal, hampir 40 persen pekerja Indonesia berada pada sektor agroindustri," kata Dede Yusuf dalam rilis di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, bila ada pihak yang dapat mengoptimalkan kreativitas di bidang pertanian maka harus diberikan baik dukungan, modal, hingga akses pemasaran.
Ia mengingatkan bahwa 40 persen pekerja Indonesia berada di bidang agroindustri dan membutuhkan dukungan pemerintah seperti akses permodalan agar mereka bisa terus berkarya.
Baca juga: Menperin paparkan potensi dan peluang Industri Agro
Disampaikan Dede, saat sedang melakukan perjalanan ke China, dirinya melihat alat pertanian yang digunakan di negara Tirai Bambu itu dibuat oleh industri dalam negeri China itu sendiri.
Untuk itu, ujar dia, diharapkan hal yang sama dapat dilakukan di Indonesia dengan kebijakan dukungan serta perlindungan kepada pelaku ekonomi kreatif di dalam negeri yang bergerak di berbagai bidang termasuk sektor pertanian.
Sebagaimana diwartakan, Kementerian Keuangan menilai bahwa pertanian menjadi salah sektor yang menahan tekanan ekonomi nasional akibat pandemi COVID-19.
Baca juga: Kemenperin targetkan industri agro tumbuh 7,10 persen
"Sektor pertanian itu dari beberapa kali periode krisis memang menjadi shock absorber, dia semacam hero-nya perekonomian," ujar Staf Khusus Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi Kementerian Keuangan Masyita Crystalin dalam diskusi daring bertema Digital Transformation to Accelerate Indonesia's Economic Growth di Jakarta, Senin (23/11).
Ia mengatakan saat terjadi perlambatan ekonomi di daerah urban, maka penduduk atau masyarakat yang kehilangan pekerjaan atau pendapatannya mengalami penurunan akan kembali ke desa dan kembali masuk ke sektor pertanian.
Di sisi lain, lanjut dia, sektor pertanian juga merupakan salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja paling tinggi.
"Jadi ada tiga sektor yang menyerap tenaga kerja paling tinggi yaitu sektor pertanian, perdagangan dan juga sektor manufaktur," paparnya.
Menurut dia, sektor-sektor yang sifatnya sebagai penahan tekanan seperti itu perlu ditingkatkan nilai tambahnya dan daya saingnya agar mampu tumbuh lebih tinggi, sekaligus menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia di level selanjutnya.
"Ekonomi kreatif berkembang begitu pesat tetapi belum menyentuh sektor pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan. Padahal, hampir 40 persen pekerja Indonesia berada pada sektor agroindustri," kata Dede Yusuf dalam rilis di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, bila ada pihak yang dapat mengoptimalkan kreativitas di bidang pertanian maka harus diberikan baik dukungan, modal, hingga akses pemasaran.
Ia mengingatkan bahwa 40 persen pekerja Indonesia berada di bidang agroindustri dan membutuhkan dukungan pemerintah seperti akses permodalan agar mereka bisa terus berkarya.
Baca juga: Menperin paparkan potensi dan peluang Industri Agro
Disampaikan Dede, saat sedang melakukan perjalanan ke China, dirinya melihat alat pertanian yang digunakan di negara Tirai Bambu itu dibuat oleh industri dalam negeri China itu sendiri.
Untuk itu, ujar dia, diharapkan hal yang sama dapat dilakukan di Indonesia dengan kebijakan dukungan serta perlindungan kepada pelaku ekonomi kreatif di dalam negeri yang bergerak di berbagai bidang termasuk sektor pertanian.
Sebagaimana diwartakan, Kementerian Keuangan menilai bahwa pertanian menjadi salah sektor yang menahan tekanan ekonomi nasional akibat pandemi COVID-19.
Baca juga: Kemenperin targetkan industri agro tumbuh 7,10 persen
"Sektor pertanian itu dari beberapa kali periode krisis memang menjadi shock absorber, dia semacam hero-nya perekonomian," ujar Staf Khusus Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi Kementerian Keuangan Masyita Crystalin dalam diskusi daring bertema Digital Transformation to Accelerate Indonesia's Economic Growth di Jakarta, Senin (23/11).
Ia mengatakan saat terjadi perlambatan ekonomi di daerah urban, maka penduduk atau masyarakat yang kehilangan pekerjaan atau pendapatannya mengalami penurunan akan kembali ke desa dan kembali masuk ke sektor pertanian.
Di sisi lain, lanjut dia, sektor pertanian juga merupakan salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja paling tinggi.
"Jadi ada tiga sektor yang menyerap tenaga kerja paling tinggi yaitu sektor pertanian, perdagangan dan juga sektor manufaktur," paparnya.
Menurut dia, sektor-sektor yang sifatnya sebagai penahan tekanan seperti itu perlu ditingkatkan nilai tambahnya dan daya saingnya agar mampu tumbuh lebih tinggi, sekaligus menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia di level selanjutnya.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: