Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir mengajak masyarakat yang mampu secara ekonomi untuk membayar sendiri vaksin COVID-19 sehingga ikut membantu meringankan pemerintah dalam program penanggulangan pandemi itu.

"Karena jumlah penduduk Indonesia besar, kelompok masyarakat yang punya kemampuan lebih sudah seyogyanya membantu pemerintah juga dengan bayar vaksin sendiri," kata Erick dalam webinar Kesiapan Infrastruktur Data Vaksinasi COVID-19 di Jakarta, Selasa.

Pemerintah sendiri akan mengeluarkan dua tipe vaksin, yakni yang merupakan bantuan pemerintah serta program vaksin mandiri. Program vaksinasi bantuan pemerintah akan diberikan salah satunya bagi tenaga kesehatan dan masyarakat yang membutuhkan sesuai data BPJS Ketenagakerjaan Penerima Bantuan Iuran (PBI). Sementara program vaksin mandiri diperuntukkan bagi masyarakat yang memang mampu.

Erick yang juga Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) itu menuturkan pemerintah berusaha untuk melakukan persiapan vaksinasi COVID-19 dengan baik.

Untuk target awal, vaksinasi akan diperuntukkan bagi masyarakat dalam rentang usia 18-59 tahun.

"Tapi ini target awal, bukan berarti menyeluruh. Oleh karena itu, di target awal ini 67 persen yang akan coba jadi target utamanya," katanya.

Namun, Erick mengatakan rentang usia tersebut tidaklah mutlak. Ia menyebut karena nantinya akan ada beberapa vaksin dari produsen berbeda, maka rentang usia target vaksin bisa saja berubah.

"Tentu ketika bicara merknya berbeda, misal merk X dan Y, tentu usia rentannya bisa saja di atas 59 tahun atau bahkan Sinovac dengan pengembangan nanti, bisa saja di atas 59 tahun. Tapi hari ini 18-59 tahun. Dan dari rentang ini, 67 persen yang divaksin," pungkas Erick.

Baca juga: Pemerintah dukung inisiatif swasta produksi vaksin
Baca juga: Erick pastikan kerahasiaan data untuk vaksinasi COVID-19