Fisip UINSA: Paslon Maju unggul tipis dari Erji di Pilkada Surabaya
24 November 2020 16:34 WIB
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) merilis hasil surveinya dengan menyebut Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Machfud Arifin dan Mujiaman (Maju) unggul tipis dari penantangnya, Eri-Armuji (Erji) di Pilkada 2020. ANTARA/HO-Zuki-UINSA
Surabaya (ANTARA) - Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) merilis hasil surveinya dengan menyebut Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Machfud Arifin dan Mujiaman (Maju) unggul tipis dari penantangnya Eri-Armuji (Erji) di Pilkada 2020.
Kepala Prodi Ilmu Politik FISIP UINSA Holilah di Surabaya, Selasa, mengatakan Paslon Maju unggul dari sisi elektabilitas yang persentasenya 46 persen, sedangkan Paslon Erji berada di angka 42,86 persen.
"Jadi, ada selisihnya sekitar 3,14 persen," katanya.
Baca juga: Konten kampanye Erji tonjolkan Risma jadi perhatian pemilih Surabaya
Selain elektabilitas, kata Holilah, popularitas pasangan Maju juga unggul yang persentasenya 47,4 persen, sedangkan Erji dengan angka 47,1 persen.
Begitu juga dengan akseptabilitas atau yang paling disukai oleh masyarakat, Maju unggul dengan angka 47,4 persen, sedangkan pasangan Erji di angka 46,3 persen.
Holilah menjelaskan bahwa survei pada 2—12 November atau sebelum debat publik pasangan calon digelar di televisi. Survei yang menggunakan metode multistage random sampling ini melibatkan 350 koresponden dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Mayoritas koresponden yang terpilih disebutkan memeluk agama Islam sebesar 96,5 persen, sementara afiliasi organisasi keagamaan masyarakat adalah Nahdlatul Ulama (NU) sebesar 59,4 persen.
Dalam survei kali ini, Holilah juga menjelaskan pertimbangan memilih kandidat mayoritas di Kota Surabaya tergolong rasional, bukan emosional.
"Hal ini dibuktikan dengan tingginya preferensi pada program dan visi dan misi (29,4 persen), kemampuan memimpin (23,7 persen), pengalaman (10,1 persen), dan hanya sebagian kecil yang kecenderungan sosiologis misalnya faktor agama (7,7 persen)," katanya.
Baca juga: Survei SMRC: 97 persen warga Surabaya puas kinerja Risma
Holilah juga menambahkan bahwa sangat besar harapan masyarakat pada pemimpin selanjutnya atau pengganti dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mampu mengentas masalah pengangguran di Surabaya.
"Tiga urutan permasalahan utama yang perlu diselesaikan oleh pemimpin Kota Surabaya mendatang menurut responden adalah masalah pengangguran (27,9 persen), masalah jaminan kesehatan (20,4 persen), dan pelayanan jaminan pendidikan (15,8 persen)," katanya.
Pemilihan Wali Kota Surabaya 2020 diikuti pasanganEri Cahyadi dan Armuji. Paslon nomor urut 01 ini diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung oleh PSI. Pasangan ini juga mendapatkan tambahan kekuatan dari enam partai politik nonparlemen: Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Hanura, Partai Berkarya, PKPI, dan Partai Garuda.
Berikutnya, pasangan Machfud Arifin-Mujiaman dengan nomor urut 02 diusung koalisi delapan partai yakni PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat, dan Partai NasDem serta didukung partai nonparlemen, Partai Perindo.
Kepala Prodi Ilmu Politik FISIP UINSA Holilah di Surabaya, Selasa, mengatakan Paslon Maju unggul dari sisi elektabilitas yang persentasenya 46 persen, sedangkan Paslon Erji berada di angka 42,86 persen.
"Jadi, ada selisihnya sekitar 3,14 persen," katanya.
Baca juga: Konten kampanye Erji tonjolkan Risma jadi perhatian pemilih Surabaya
Selain elektabilitas, kata Holilah, popularitas pasangan Maju juga unggul yang persentasenya 47,4 persen, sedangkan Erji dengan angka 47,1 persen.
Begitu juga dengan akseptabilitas atau yang paling disukai oleh masyarakat, Maju unggul dengan angka 47,4 persen, sedangkan pasangan Erji di angka 46,3 persen.
Holilah menjelaskan bahwa survei pada 2—12 November atau sebelum debat publik pasangan calon digelar di televisi. Survei yang menggunakan metode multistage random sampling ini melibatkan 350 koresponden dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Mayoritas koresponden yang terpilih disebutkan memeluk agama Islam sebesar 96,5 persen, sementara afiliasi organisasi keagamaan masyarakat adalah Nahdlatul Ulama (NU) sebesar 59,4 persen.
Dalam survei kali ini, Holilah juga menjelaskan pertimbangan memilih kandidat mayoritas di Kota Surabaya tergolong rasional, bukan emosional.
"Hal ini dibuktikan dengan tingginya preferensi pada program dan visi dan misi (29,4 persen), kemampuan memimpin (23,7 persen), pengalaman (10,1 persen), dan hanya sebagian kecil yang kecenderungan sosiologis misalnya faktor agama (7,7 persen)," katanya.
Baca juga: Survei SMRC: 97 persen warga Surabaya puas kinerja Risma
Holilah juga menambahkan bahwa sangat besar harapan masyarakat pada pemimpin selanjutnya atau pengganti dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mampu mengentas masalah pengangguran di Surabaya.
"Tiga urutan permasalahan utama yang perlu diselesaikan oleh pemimpin Kota Surabaya mendatang menurut responden adalah masalah pengangguran (27,9 persen), masalah jaminan kesehatan (20,4 persen), dan pelayanan jaminan pendidikan (15,8 persen)," katanya.
Pemilihan Wali Kota Surabaya 2020 diikuti pasanganEri Cahyadi dan Armuji. Paslon nomor urut 01 ini diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung oleh PSI. Pasangan ini juga mendapatkan tambahan kekuatan dari enam partai politik nonparlemen: Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Hanura, Partai Berkarya, PKPI, dan Partai Garuda.
Berikutnya, pasangan Machfud Arifin-Mujiaman dengan nomor urut 02 diusung koalisi delapan partai yakni PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat, dan Partai NasDem serta didukung partai nonparlemen, Partai Perindo.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020
Tags: