Depok (ANTARA News) - Analis politik Universitas Indonesia, Abdul Gafur Sangadji mengatakan, sebaiknya Menteri Keuangan Sri Mulyani tetap mengurus perekonomian dalam negeri terlebih dahulu.

"Lebih baik ia memilih untuk menolak jabatan Direktur Pelaksana Bank Dunia, dan memilih tetap di Indonesia," katanya usai mengikuti diskusi dengan tema "Mencari Format Ideal Sistem Perwakilan Politik: Studi Atas Peran dan Kedudukan DPD RI Dalam Perdebatan Sistem Parlemen di Era Domokratisasi" di Kampus UI, Depok, Rabu.

Presiden Bank Dunia Robert Zoellick telah mengumumkan penunjukan Sri Mulyani sebagai Managing Director Bank Dunia yang akan membawahi tiga wilayah yaitu Amerika Latin dan Karibia, Asia Pasifik, dan Afrika Utara.

Sri Mulyani dikabarkan akan menggantikan Juan Jose Daboub, yang akan habis masa kerjanya pada 30 Juni 2010.

Menurut Abdul Gafur Sangadji, sosok Sri Mulyani yang mumpuni dalam bidang ekonomi masih diperlukan bangsa Indonesia untuk menjalankan roda perekonomian.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Sri Mulyani masih menjadi pusat perhatian dan masih mempunyai permasalahan yang harus diselesaikan terlebih dahulu.

Ia juga mempertanyakan jabatan internasional yang diberikan kepada Sri Mulyani. "Secara ilmu ekonomi dia memang mampu dan kita patut bangga terhadap dirinya, tapi dia harus menyelesaikan terlebih dahulu masalah yang dihadapinya," katanya.

"Jangan sampai jabatan dia di Bank Dunia mendikte ekonomi kita," tambahnya.

Dikatakannya bahwa saat ini kuncinya ada di tangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono apakah menyetujui atau tidak, karena sebagai bawahannya tentunya mempunyai kontrak politik yang telah disepakatinya.

"Jadi tak elok meninggalkan Indonesia di saat menjadi pusat perhatian," katanya.(F006/A035)