Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa berpotensi menguat seiring laporan uji vaksin COVID-19 dari perusahaan farmasi asal Inggris AstraZeneca.

Pada pukul 09.40 WIB, rupiah masih bergerak melemah 19 poin atau 0,13 persen ke posisi Rp14.168 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp14.149 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah ditutup menguat, ditopang kabar datangnya vaksin pada Desember

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa, mengatakan sentimen positif kelihatannya masih membayangi pergerakan harga aset berisiko pada pagi ini di pasar Asia.

"Tambahan laporan keberhasilan pengujian vaksin, kali ini dari AstraZeneca, memberikan sentimen positif ke pasar keuangan," ujar Ariston.

Selain itu, kabar dari politik AS dengan Donald Trump akhirnya mengizinkan masa transisi pemerintahan dan potensi dipilihnya eks Gubernur The Fed Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan AS yang baru oleh Joe Biden, juga memberikan sentimen positif ke pasar.

"Tapi, berita ini punya dua sisi, selain bagus untuk aset berisiko, juga mendorong penguatan dolar AS karena adanya kepastian politik di AS," kata Ariston.

Ia memperkirakan hari ini rupiah masih berpeluang menguat di kisaran Rp14.100 per dolar AS hingga Rp14.200 per dolar AS.

Pada Senin (23/11/2020) lalu, rupiah ditutup menguat 16 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp14.149 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp14.165 per dolar AS.

Baca juga: Yuan balik melemah 90 basis poin jadi 6,5809 terhadap dolar AS
Baca juga: Dolar melonjak dipicu data ekonomi kuat, indeks sentuh dukungan teknis