Singapura (ANTARA News) - Harga minyak masih di atas 82 dolar AS dalam perdagangan Asia, Rabu, setelah turun tajam sehubungan menguatnya dolar ketika ada kekhawatiran bahwa krisis utang Yunani dapat menyebar ke perekonomian di kawasan Eropa, kata sejumlah analis.

Kontrak utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk Juni turun 31 sen menjadi 82,43 dolar, sebagaimana dikutip dari AFP.

Minyak mentah "Brent North Sea" untuk pengiriman Juni turun 45 sen menjadi 85,22 dolar per barel.

"Penurunan dalam harga tersebut didorong oleh kekhawatiran investor tentang krisis utang Eropa menyebar ke Spanyol, dan paket talangan atau `bailout` Yunani tidak cukup untuk mengerjakan pekerjaan itu," kata sejumlah analis dari Commonwealth Bank of Australia dalam sebuah laporan.

Menguatnya "greenback" menggangu minyak mentah yang dihargai dalam dolar AS karena komoditas itu menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang yang melemah.

Para pemimpin keuangan kawasan euro pada Minggu menyetujui paket pinjaman sebesar 110 miliar euro atau 145 miliar dolar AS yang belum pernah terjadi kepada Yunani, yang sedang berjuang melepaskan diri dari beban defisit dan utang yang melumpuhkan.

Harga minyak merosot pada Rabu dengan kontrak New York anjlok 3,45 dolar AS setelah membubung menjadi 87,15 pada Senin ketika bencana utang Yunani mendorong penurunan pasar modal di Eropa dan AS.

Pasar saham Asia lebih rendah pada Rabu dengan Indeks Hang Seng yang menjadi acuan di Hong Kong kehilangan 409,56 poin sementara Indeks Straits Times Singapura turun 34,2 poin dalam perdagangan pagi.
(A023/A024)