Kemenhub beri pelatihan wirausaha sekitar Pelabuhan Patimban
23 November 2020 21:08 WIB
Kegiatan pelatihan pelatihan wirausaha kepada para perempuan sekitar Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, oleh Kementerian Perhubungan melalui Dharma Wanita Persatuan Kemenhub. ANTARA/HO-BKIP Kemenhub.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan melalui Dharma Wanita Persatuan Kemenhub memberikan pelatihan wirausaha kepada para perempuan sekitar Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, dengan tema "Pengabdian Masyarakat Berbasis Pemberdayaan Perempuan Dalam Kewirausahaan Baru Menuju Indonesia Maju".
Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenhub Endang Budi Karya mengatakan, kegiatan pelatihan yang diberikan di sekitar Pelabuhan Patimban merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan roda perekonomian, menciptakan peluang usaha baru, dan meningkatkan potensi khususnya para perempuan agar lebih produktif.
“Saat ini kita ketahui bersama bahwa Desa Patimban, Desa Kalentambo, Desa Gempol, Desa Pusakaratu, Desa Kotasari, Desa Rancadaka dan Desa Mundusari adalah sejumlah desa yang berada di sekitar Pelabuhan Patimban,” ujar Endang Budi Karya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut Endang Budi Karya menuturkan bahwa peran perempuan sangatlah penting dalam memajukan perekonomian Indonesia, karena mampu membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan cara berwirausaha.
“Saya melihat potensi sumberdaya yang ada dan semangat ibu-ibu masyarakat di Patimban dan sekitarnya merupakan modal utama untuk kita bisa lebih maju lagi, dengan menciptakan peluang peluang usaha baru, salah satunya adalah melalui industri kriya,” tutur Endang.
Pelatihan Kriya diikuti oleh sekitar 100 orang perempuan di sejumlah desa di sekitar Pelabuhan Patimban. Pelatihan yang diberikan yaitu bagaimana cara mengolah bahan baku yang sering ditemukan di lingkungan seperti serat alam, kayu, tanah liat, batuan, tumbuh-tumbuhan, biji-bijian, logam, dan hasil kekayaan alam lainnya, menjadi benda benda yang memiliki nilai tambah, baik bernilai pakai, bernilai seni, maupun bernilai dalam pendapatan.
Dikatakan, pelatihan yang diberikan diantaranya yaitu membuat gantungan kunci, membatik dengan tamarin maupun teknik pengemasan produk untuk ikan asin dan telor asin, dimana kedua produk tersebut (ikan asin dan telor asin) telah menjadi produk unggulan masyarakat di Subang dan sekitarnya. Pelatihan ini pun tidak hanya berhenti di pemberian pelatihan pembuatan kerajinan kriya saja, namun juga akan membantu sampai dengan tahap promosi dan pemasaran produk hasil pelatihan.
Sebagai informasi, Pelabuhan Patimban diproyeksikan untuk mendukung kegiatan eksport import dan logistik di Indonesia. Dengan adanya hal tersebut pelabuhan ini nantinya akan menjadi simpul transportasi yang sangat strategis, seperti pelabuhan Tanjung Priok, yang akan menghubungkan wilayah industri produktif di Subang, Karawang, Purwakarta dan sekitarnya.
Kemenhub tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur Pelabuhan Patimban semata, namun juga turut memperhatikan aspek ekonomi dan sosial masyarakat wilayah sekitar melalui pemberian Diklat Kewirausahaan, Diklat Pemberdayaan Masyarakat, pembentukan koperasi dan bantuan kapal dengan kecepatan dan kapasitas tinggi bagi para nelayan.
Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenhub Endang Budi Karya mengatakan, kegiatan pelatihan yang diberikan di sekitar Pelabuhan Patimban merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan roda perekonomian, menciptakan peluang usaha baru, dan meningkatkan potensi khususnya para perempuan agar lebih produktif.
“Saat ini kita ketahui bersama bahwa Desa Patimban, Desa Kalentambo, Desa Gempol, Desa Pusakaratu, Desa Kotasari, Desa Rancadaka dan Desa Mundusari adalah sejumlah desa yang berada di sekitar Pelabuhan Patimban,” ujar Endang Budi Karya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut Endang Budi Karya menuturkan bahwa peran perempuan sangatlah penting dalam memajukan perekonomian Indonesia, karena mampu membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan cara berwirausaha.
“Saya melihat potensi sumberdaya yang ada dan semangat ibu-ibu masyarakat di Patimban dan sekitarnya merupakan modal utama untuk kita bisa lebih maju lagi, dengan menciptakan peluang peluang usaha baru, salah satunya adalah melalui industri kriya,” tutur Endang.
Pelatihan Kriya diikuti oleh sekitar 100 orang perempuan di sejumlah desa di sekitar Pelabuhan Patimban. Pelatihan yang diberikan yaitu bagaimana cara mengolah bahan baku yang sering ditemukan di lingkungan seperti serat alam, kayu, tanah liat, batuan, tumbuh-tumbuhan, biji-bijian, logam, dan hasil kekayaan alam lainnya, menjadi benda benda yang memiliki nilai tambah, baik bernilai pakai, bernilai seni, maupun bernilai dalam pendapatan.
Dikatakan, pelatihan yang diberikan diantaranya yaitu membuat gantungan kunci, membatik dengan tamarin maupun teknik pengemasan produk untuk ikan asin dan telor asin, dimana kedua produk tersebut (ikan asin dan telor asin) telah menjadi produk unggulan masyarakat di Subang dan sekitarnya. Pelatihan ini pun tidak hanya berhenti di pemberian pelatihan pembuatan kerajinan kriya saja, namun juga akan membantu sampai dengan tahap promosi dan pemasaran produk hasil pelatihan.
Sebagai informasi, Pelabuhan Patimban diproyeksikan untuk mendukung kegiatan eksport import dan logistik di Indonesia. Dengan adanya hal tersebut pelabuhan ini nantinya akan menjadi simpul transportasi yang sangat strategis, seperti pelabuhan Tanjung Priok, yang akan menghubungkan wilayah industri produktif di Subang, Karawang, Purwakarta dan sekitarnya.
Kemenhub tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur Pelabuhan Patimban semata, namun juga turut memperhatikan aspek ekonomi dan sosial masyarakat wilayah sekitar melalui pemberian Diklat Kewirausahaan, Diklat Pemberdayaan Masyarakat, pembentukan koperasi dan bantuan kapal dengan kecepatan dan kapasitas tinggi bagi para nelayan.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020
Tags: