Gubernur Jatim minta matangkan persiapan pembelajaran tatap muka
23 November 2020 19:34 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat memberikan sambutan pada peringatan Hari Guru di Surabaya, Senin (23/11/2020). ANTARA/Biro Humas Pemprov Jatim/FA/pri.
Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta seluruh sekolah untuk mematangkan persiapan menjelang penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) yang dijadwalkan pada awal tahun 2021.
Khofifah, usai menghadiri peringatan Hari Guru di Surabaya, Senin, mengatakan persiapan sangat penting dilakukan karena sampai saat ini masih ada ancaman dari penyebaran COVID-19, meskipun kondisi sebaran di Jatim lebih baik.
Saat ini sudah banyak daerah di Jatim berstatus zona kuning penyebaran COVID-19 (risiko rendah) dan oranye (risiko sedang), dan hanya satu zona merah (risiko tinggi).
Baca juga: Pembelajaran tatap muka tetap prioritaskan aspek keselamatan
"Pastikan sekolah-sekolah dilakukan penyemprotan disinfektan, kursi-kursinya diatur dengan posisi jaga jarak, kemudian titik-titik yang memungkinkan mereka bisa melakukan akselerasi dilakukan akselerasi. Misalnya, ada aula yang bisa digunakan untuk belajar-mengajar," ujarnya.
Selain itu, harus dipersiapkan pula format pembelajaran yang bisa mencegah potensi terjadinya penularan virus, seperti jam belajar yang tidak penuh, tidak membuka kantin, serta format pembelajaran tanpa istirahat.
"Jadi, kalau awal 2021 kelas ini kapasitas jaga jarak minimal satu meter itu berapa siswa. Lalu berapa jam pelajaran, untuk sementara mereka masuk tanpa istirahat, dan bawa makanan dari rumah," ucapnya.
"Ini harus dihitung kembali, sehingga Januari mendatang itu kita punya masterplan pembelajaran secara lebih komprehensif," kata mantan Menteri Sosial itu.
Apabila terpaksa dilakukan secara penuh, kata Khofifah, sekolah tetap harus melakukan pembelajaran dengan format hybrid meeting, yang artinya ada yang sekolah secara langsung, tetapi ada pula yang mengikuti secara daring.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi menyampaikan bahwa saat ini Jatim masih dalam tahap uji coba pembelajaran tatap muka.
Baca juga: Mendikbud: Orangtua boleh larang anaknya ikuti pembelajaran tatap muka
Baca juga: Mendikbud : Pembukaan sekolah hanya bagi yang penuhi daftar periksa
Secara keseluruhan ada 10 persen SLB, 20 persen SMA, dan 35 persen SMK yang melakukan uji coba pembelajaran tatap muka.
"Di Jatim sudah sejak 18 Agustus 2020 dilakukan uji coba dan akan dibesarkan sesuai dengan zona wilayah," kata mantan Kepala Dinas Perhubungan Jatim tersebut.
Khofifah, usai menghadiri peringatan Hari Guru di Surabaya, Senin, mengatakan persiapan sangat penting dilakukan karena sampai saat ini masih ada ancaman dari penyebaran COVID-19, meskipun kondisi sebaran di Jatim lebih baik.
Saat ini sudah banyak daerah di Jatim berstatus zona kuning penyebaran COVID-19 (risiko rendah) dan oranye (risiko sedang), dan hanya satu zona merah (risiko tinggi).
Baca juga: Pembelajaran tatap muka tetap prioritaskan aspek keselamatan
"Pastikan sekolah-sekolah dilakukan penyemprotan disinfektan, kursi-kursinya diatur dengan posisi jaga jarak, kemudian titik-titik yang memungkinkan mereka bisa melakukan akselerasi dilakukan akselerasi. Misalnya, ada aula yang bisa digunakan untuk belajar-mengajar," ujarnya.
Selain itu, harus dipersiapkan pula format pembelajaran yang bisa mencegah potensi terjadinya penularan virus, seperti jam belajar yang tidak penuh, tidak membuka kantin, serta format pembelajaran tanpa istirahat.
"Jadi, kalau awal 2021 kelas ini kapasitas jaga jarak minimal satu meter itu berapa siswa. Lalu berapa jam pelajaran, untuk sementara mereka masuk tanpa istirahat, dan bawa makanan dari rumah," ucapnya.
"Ini harus dihitung kembali, sehingga Januari mendatang itu kita punya masterplan pembelajaran secara lebih komprehensif," kata mantan Menteri Sosial itu.
Apabila terpaksa dilakukan secara penuh, kata Khofifah, sekolah tetap harus melakukan pembelajaran dengan format hybrid meeting, yang artinya ada yang sekolah secara langsung, tetapi ada pula yang mengikuti secara daring.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi menyampaikan bahwa saat ini Jatim masih dalam tahap uji coba pembelajaran tatap muka.
Baca juga: Mendikbud: Orangtua boleh larang anaknya ikuti pembelajaran tatap muka
Baca juga: Mendikbud : Pembukaan sekolah hanya bagi yang penuhi daftar periksa
Secara keseluruhan ada 10 persen SLB, 20 persen SMA, dan 35 persen SMK yang melakukan uji coba pembelajaran tatap muka.
"Di Jatim sudah sejak 18 Agustus 2020 dilakukan uji coba dan akan dibesarkan sesuai dengan zona wilayah," kata mantan Kepala Dinas Perhubungan Jatim tersebut.
Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020
Tags: